LANGIT BIRU

Safinatun naja
Chapter #8

HUJAN DAN AMARAH

Lukas mengurungkan niatnya untuk membangunkan Abil yang sudah tertidur pulas, ia langsung menggendong abil ke kamarnya dan membiarkan barang belanjaan masih tetap didalam bagasi.

Ia menyelimuti Anak itu dan menyalakan AC , sebab siang ini udara masih terasa cukup panas terik.

"Anak kecil nyusahin aja" Keluhnya, lalu ia berjalan pergi dari sana dan berniat membawa masuk belanjaan yang ada didalam bagasi mobil .

Tak menunggu waktu lama, ia telah selesai membereskan bagasi mobil dan mengunci pintu rumah, lalu ia sempatkan untuk menyeduh segelas kopi sembari memainkan laptop diruang kerja pribadinya.

Cukup lama ia menatap kayar laptop yang berisi dokumen-dokumen penting sembari meneguk kopi hangat, sampai tak terasa hari mulai gelap disusul oleh suara alarm yang sengaja diaturnya .

"Waktunya beres-beres pakaian" Ia langsung memasukkan pakaian dan celana beserta perlengkapan diri lainnya kedalam satu koper besar dan tak lupa beberapa seprai baru yang sudah dibelinya jauh hari.

Sepertinya lukas adalah orang yang cukup teliti dan rapi, walaupun terkadang agak pelupa kala sudah berlarut-larut dalam pekerjaan.

Lukas juga memasukkan beberapa sepatu Kerjanya dan satu buah sepatu boots kedalam sebuah kotak besar, dan memasukkan laptopnya serta charger dan tablet kedalam ransel.

Setelah hampir sejam lebih ia berberes-beres diri, barulah ia membawa seluruh barang-barangnya itu kedalam bagasi mobil dengan tersusun.

"Akhirnya selesai, huftt.." Ucapnya sembari menghapus keringat disekujur wajah, lulas langsung beranjak kedapur dan mencuci beberapa piring dan gelas yang tadi pagi tidak sempat dicuci .

Aktivitas lukas hari ini benar-benar cukup padat, ia terlalu sibuk melakukan segalanya sendirian sampai-sampai enggan menyewa ART , Palingan cuman pakaian sajalah yang pria itu laundry sebab sisanya ia selalu kerjakan sendirian.

"Hey bangun, kau harus beres-bereskan barangmu yang mau dipakai malam ini dan besok dan yang bakal dimasukkan kedalam mobil" Lukas menyenggol badan Abil sampai anak itu tersentak dari tidurnya.

"Paman aja yang pilihkan, abil gak nampak" Jawabnya yang baru saja bangun dan masih sedikit mengantuk, ia mengucek-ngucek kedua matanya.

Lukas hanya berdehem saja, lalu ia meraih ransel anak itu dengan malas.

Ia mengeluarkan sepasang baju tidur dan mengambil baju kaos dan celana jeans hitam dari kantong belanjaan,lalu ia meletakkannya di atas meja belajar yang tak jauh dari ranjang.

"Aku masukkan sisanya kedalam mobil" Lukas langsung pergi dengan cepat, tak beberapa lama ia kembali lagi kedalam kamar abil.

"Aku taruh diatas meja, kau pasti bisa merasakan perbedaan baju tidur dan baju untuk besok, jadi kau bisa mandi Sekarang!" Ketus Lukas yang kebetulan kamar mandi memang sudah ada didalam kamarnya abil, ia langsung menutup keras pintu kamar itu dan menuju dapur.

Dengan tangan yang cukup cekatan, ia mengiris bawang dan cabe dengan baik, dan tak lupa menggoreng nasi sisa tadi pagi sampai semuanya benar-benar menjadi nasi goreng.

"Hmmm... garamnya pas" Puji lelaki itu pada diri sendiri, tetapi baru akan memindahkan nasi goreng tersebut ke dalam piring tiba-tiba bunyi suara handphone yang lukas letakkan dikamar membuatnya mau tak mau meninggalkan dapur sejenak.

Ia mengangkat telepon dari bundanya yang membuat suasana hati pria itu terlihat tenang.

"Iya bun, kenapa?" Tanya Lukas.

"Bunda cuman mau minta izin sama kamu, bunda boleh kan ikut arisan lagi? Soalnya teman-teman bunda udah ngajak bunda kemarin buat nimbrung lagi bareng mereka"

Lihat selengkapnya