LANGIT BIRU

Safinatun naja
Chapter #21

VASYA

Semenjak kejadian dihari itu, abil telah menjadi orang yang berbeda dari biasanya dan ia lebih sering terlihat murung dan mengacuhkan keberadaan lukas , sampai-sampai pria itu tidak sengaja kelepasan emosi dan membentak keponakannya itu. Bukan hanya itu saja, sudah beberapa hari ini juga abil jarang sekali menghabiskan sarapannya dan pernah juga hampir berkali-kali ia tidak menyentuh sedikitpun piringnya yang membuat pria pemarah itu semakin kerepotan.

"Kau masih marah samaku?" Tanya Lukas yang sedang bersiap-siap untuk pergi bekerja, ia tengah berdiri diambang pintu kamar abil sembari merapikan kemejanya. Abil tidak merespon hanya sedang berpura-pura tidur saja mengacuhkan kehadiran lukas seakan ia tidak lagi memiliki minat apapun dan motivasi sedikitpun untuk menjalani hidup.

"Hmm...oh iya Nanti paman gak pulang siang ya soalnya ada janji pertemuan dengan guru privatmu jadi kau jangan sampai gak makan dan jangan nakal" Sekali lagi tak ada jawaban dari anak laki-laki itu.

"Aishh...benar-benar menyebalkan" Keluh pelan Lukas yang langsung pergi tanpa bisa berbuat banyak, ia juga sebenarnya bingung harus melakukan apa untuk membujuk keponakannya itu. Namun hal yang paling ia ketahui bahwa ia telah menjalankan kewajibannya sebagai wali abil dan ia juga tak memiliki banyak waktu untuk membujuk abil sampai-sampai harus membuatnya terlambat ke kantor.

Baginya masalah dirumah adalah masalah kecil yang tidak terlalu perlu dipikirkan hingga harus mengganggu pekerjaan dikantor, jadi sesuai dugaan dengan santainya lukas mengerjakan perkerjaannya dikantor dan melaksanakan pemeriksaan periodik dilapangan tanpa harus mengkhawatirkan abil sedikitpun.

Hingga tak terasa , waktu istirahat membuat lukas segera beranjak dari dunia yang paling dicintainya yang tak lain ialaha dunia pekerjaan . Ia langsung menyetir mobil menuju salah satu warung yang ada diluar perkebunan atau lebih tepatnya warung pondok yang cukup terkenal di tengah desa yang berdekatan dengan pintu masuk perkebunan.

"Kau terlambat lagi!" Sindir Vasya yang lebih dulu tiba dibandingkan Lukas, wanita itu masih mengenakan gamis merah sembari menggenggam kunci kereta dan beberapa buku ajar .

"Banyak kerjaan, kau udah pesan minuman?" Tanya Lukas.

"Aku udah pesanin minuman buat kita kok" Jawab Vasya seperti biasanya, ia memang masih sangat hafal segala hal yang disukai oleh mantan tunangannya itu meskipun ia paham ada banyak hal yang masih menjadi sebuah kemisteriusan tentang lukas yang sama sekali tidak diketahui olehnya termasuk masa lalu lukas.

"Jadi langsung aja ya, kita mau bicara mulai dari mana?" Tanya Lukas.

"Hmm..bebas, mana baiknya buat kalian. Tapi saranku sih mungkin kita bisa belajar diperpustakaan sekolah aja setiap jam 2 sore sampai selesai, gimana?"

"Bagus juga idemu, yaudah kalau gitu mulai minggu depan bisa dimulai"

"Minggu depan?kenapa gak besok aja?"

"Dia lagi ngambek"

Lihat selengkapnya