LANGIT BIRU

Safinatun naja
Chapter #22

PERMINTAAN MAAF AZKA

Malam ini lukas masih sibuk memainkan laptopnya, ia tengah menyusun data anggaran dan biaya operasional yang cukup menyita banyak waktu, keadaan malam yang cukup senyap semakin menambah kefokusan lukas yang memang tidak terlalu suka menumpuk-numpuk pekerjaan.

"Haus banget!" Keluh lukas yang mulai merasa dahaga dikerongkongannya, ia memang telah melewatkan makan malam hari ini , selain karena sibuk mengerjakan tugas pria itu juga sengaja melewatkan makan malam karena melihat abil yang tengah tertidur lelap yang membuat ia tak tega membangunkan abil untuk mengajak anak itu makan malam.

Dengan posisi laptop yang masih menyala dan berkas-berkas yang tertumpuk rapi dimeja kerja, lukas langsung bangkit dan berjalan pergi kedapur. Ia meneguk cepat air dari botol dingin dikulkas yang biasanya sengaja ia letak diatas freezer setiap pagi karena memang hobinya yang menyukai aiar dingin.

Disaat tengah meneguk minuman, kedua matanya tak sengaja melirik kearah bungkusan nugget yang membuatnya lapar sehingga ia memutuskan langsung memasak nugget tersebut tanpa pikir panjang an menyatukan nuggett dengan lauk pauk beserta nasi. Akhirnya lukas memutuskan untuk makan malam ditengah malam, ia memang tadi siang melewatkan makan makanya kini ia mulai kelaparan.

Tak menunggu waktu lama, ia menyelesaikan makannya dan berniat bergegas kembali kekamar untuk melanjutkan pekerjaannya. Namun entah kenapa kedua langkah kakinya berhenti tepat didepan pintu kamar abil yang setengah terbuka dan dimana saat itu abil sedang terduduk dipinggir ranjang dengan keringat yang bercucuran dan jemari yang sedikit gemetar.

"Kau sedang apa?" Tanya Lukas sambil menyandarkan diri didnding kamar abil, "Mimpi buruk lagi?"

Abil hanya mengangguk saja, nafasnya tersengal-sengal .

"Mimpi yang sama? emangnya kau mimpi apa sih?" Tanya Lukas yang mulai penasaran, karena selama dia tinggal dengan abil sudah hampir berkali-kali anak itu selalu mimpi buruk.

"Papa..."

"Emangnya kenapa dengan papamu? kau rindu papamu ya?" Lukas berjalan mendekat disebelah abil mencoba untuk mendengarkan abil yang saat ini sedang ketakutan.

"Paman!" Panggil Abil .

"Ah?"

Lihat selengkapnya