Semenjak malam itu, Lukas semakin rajin beribadah dan mendoakan mendiang Azka , bahkan kini ia mulai bisa belajar memaafkan masa lalunya dan merubah watak kerasnya yang sejak dulu telah banyak menyakiti hati orang lain.
Hidupnya kini juga semakin bewarna semenjak kehadiran abil didekatnya, ia mulai menyadari kalau melewati kebersamaan dengan abil membuatnya menjadi sangat bahagia dan rasanya setiapkali ia menghabiskan waktu dengan Abil seperti mengobati rasa rindu dan penyesalannya kepada Azka . Lukas tahu kalau azka sengaja mengirimkan abil kepadanya agar sang kakak bisa terus bersama dengannya melalui sosok Abil yang benar-benar mirip dengan azka, apalagi senyuman abil yang terasa sangat kental dan khas dengan senyuman azka yang biasanya membuat Lukas selalu tenang dan merasa aman.
Bahkan kini hubungan Lukas dengan rekan kerjanya semakin berjalan baik, ditambah lagi mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama selayaknya pria lajang pada umumnya dan tak lupa juga Lukas mulai membuka diri untuk menjalin pertemanan kembali dengan vasya , Meskipun ia masih menyembunyikan kebenaran tentang retaknya hubungan mereka yang saat itu kandas karena rasa trauma lukas pada pernikahan kedua orangtuanya ditambah lagi ia mendapatkan kabar dari bunda kalau azka memaksa hadir diacara pertunangannya dengan vasya yang membuat Lukas semakin muak kala itu sehingga mengambil jalan pendek menghancurkan pertunangannya sendiri dan juga ia beberapa kali menegaskan pada gadis itu bahwa sampai detik ini ia belum bisa menjalin hubungan kembali dengan vasya dikarenakan ia masih ingin fokus untuk mencari tahu segala hal rahasia tentang kakaknya.
Lukas tahu kalau ada banyak hal yang azka sembunyikan darinya, termasuk rahasia tersembunyi antara Azka dan Papa mereka yang membuat Lukas mulai penasaran dan memutuskan untuk membuat janji temu dengan Ahmad bulan depan bersamaan dengan hari dimana ia akan berterus-terang kepada Bundanya.
Ia percaya kalau mengetahui kebenaran adalah hal yang sangat menyakitkan untuknya namun hal itu jauh lebih baik daripada harus berlarut-larut dalam kebohongan yang terasa menyiksanya , ia juga harus tahu alasan azka membenci Papa mereka dan alasan Azka tak pernah sekalipun kembali ke Indonesia. Namun setidaknya saat ini ia mulai menemukan kebenaran tentang peristiwa disekolah waktu itu dan telah memaafkan segala kesalahan azka dimasa lalu yang telah mempermalukan Lukas demi untuk melindungi Lukas juga dan jika saja ia ada diposisi azka pastinya ia bakal melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Azka, jadi tak bisa dipungkiri kalau Lukas sangatlah bersyukur memiliki saudara seperti Azka yang selalu siap melindunginya meskipun ia tahu dunia ini tidaklah indah seperti langit Biru yang tampak elok dipandang oleh mata .
Dan hari ini atas rasa syukurnya Lukas terhadap sang kakak, ia mengajak Abil untuk membaringkan diri dilapangan sekolah yang ada diperkebunan sembari menatap keatas langit yang mulai gelap .
“Paman bilang suka ngelihat Langit bewarna biru, tapi kenapa ngajaknya malam-malam?” tanya Abil dengan polosnya, Lukas hanya tersenyum saja tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.
“Papamu pernah bilang kalau ia lebih suka melihat langit dimalam hari , katanya sih banyak bintang jadi lebih indah .”
“Benarkah?” tanya abil antusias.
“Iya, katanya hidup ini seperti langit dimalam hari makanya kita perlu dukungan dan kasih sayang dari orang-orang yang menyayangi kita selayaknya para bintang dan bulan yang selalu menerangi langit itu , coba kau bayangkan gimana jadinya langit yang gelap itu bakal indah kalau tidak ada para bintang dan bulan yang meneranginya? Untuk itulah peran keluarga dan teman sangat penting dalam kehidupan kita dan paman harap kau mengerti apa yang coba paman jelaskan ya”
“iya Paman, abil ngerti kok” Abil meraba tangannya dan berusaha menjadikan lengan kanan Lukas sebagai bantalnya.
“Abil kangen Papa.” tukasnya, lalu ia memejamkan mata dipelukan sang Paman.
“Aroma Paman terasa seperti aromanya Papa.” Lukas hanya memilih diam saja dan membiarkan abil terlelap dipelukannya selagi ia sedang sibuk menatap langit.
“Paman juga rindu dengan Papamu, saudara yang sangat Paman sayangi selamanya.”bisik Lukas sembari mengelus rambut Abil dan membayangkan wajah azka diatas bintang yang sedang tersenyum kepadanya, setidaknya satu-satunya bayangan Azka yang masih bisa diingatnya ialah wajah azka saat masih kelas 11 SMA dan ingatannya tentang Azka kala itu yang semakin menyadarkan Lukas kalau Azka sangatlah menyayanginya dan baginya hanya azka lah satu-satunya orang yang untuk kali pertama menanyakan impiannya.