Langit Cinta Kota Fukuoka

A. FADHIL
Chapter #21

Aku Saudaramu #1

Tentang kejadian di Kobe lalu, hanya lima orang itu saja yang tahu. Mereka berjanji untuk tidak mengabarkan hal itu ke siapapun. Yuka bahkan tidak cerita pada Ibunya tentang itu. Sekembalinya dari Kobe kini semua tampak berjalan normal. Di Fukuoka, Yuka hanya tinggal merapikan beberapa barang-barangnya untuk dibawa kembali ke Kitakyushu. Perjalanan ke Kobe kemarin seharusnya menjadi penutup manis kenangannya selama di Fukuoka bersama teman-temannya. Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Perjalanan yang mereka rencanakan dengan baik itu kandas, berakhir tidak sesuai dengan seperti yang diharapkan. Setelah kejadian di Kobe itu, semuanya memutuskan untuk segera pulang ke Fukuoka demi kebaikan bersama. Tidak mungkin meneruskan perjalanan sementara kondisi psikis Yuka yang terluka. Namun, dari semua rencana itu, setidaknya setengah perjalanannya sudah mereka lalui. Singkat tapi mendekatkan juga mengesankan. Kini Reina, Bintang, Fandi sudah menjadi sahabatnya. Reyhan, bagi Yuka, sebenarnya ia menganggap lebih dari sekadar itu. Reyhan sudah menyelamatkannya dari sesuatu yang hampir jadi mimpi buruk bagi hidupnya. 

Hari itu, hari terakhirnya di Fukuoka. Reina datang ke apartemen Yuka, ia berniat membantu Yuka mengemasi barang-barangnya. Namun, ketika Reina datang, semua nyaris sudah rampung. Di dalam apartemen yang kini lengang itu mereka berbincang santai tentang banyak hal, layaknya dua orang sahabat dekat.

“Aku masih penasaran, bagaimana waktu Reyhan menantang para berandal itu? Apa yang kamu lihat Yuka?” Reina bertanya penasaran.

“Malam itu...” Yuka mencoba mengingat kembali. “Aku tidak tahu detail karena mereka agak jauh dariku. Yang jelas Reyhan beberapa kali berusaha menghindar ketika mereka menyerangnya sampai kemudian ia bisa berbalik menyerang dan tepat mengenai mereka.”

“Jadi benar Reyhan sempat berkelahi dengan para berandal itu satu persatu?”

“Iya.”

Huaa. Reyhan pasti kelihatan seperti ksatria saat itu. Astagfirullahaladzim. Kok aku jadi membayangkan yang aneh-aneh ya. Jangan sampaikan ini pada Reyhan ya. Nanti dia besar kepala, tapi aku mengagumi sosok seperti itu. Lelaki yang pemberani dan melindungi wanita.”

Yuka tersenyum. Ia melihat Reina sering kali salah tingkah jika membicarakan tentang Reyhan dan beberapa kali juga mengutarakan kekagumannya. 

“Reina menyukai Reyhan dan mereka berdua memang kelihatannya serasi, dibandingkan aku .. ah.” Yuka menyudahi lamunannya.


“Yuka, jadi apa rencanamu setelah lulus?” Reina mengganti topik pembicaraan itu.

“Aku akan pulang ke Kitakyushu dan kebetulan diterima kerja di salah satu perusahaan di sana.”

“Oh ya? Wah, jadi tidak akan ke Fukuoka lagi ya? Tapi alhamdulillah dekat dengan Ibumu juga ya. Wah senang sekali.”

“Masih bisa kalau hanya untuk main sebentar. Kan Kitakyushu ke Fukuoka hanya sekitar 1 jam.”

“Janji masih akan sering ke Fukuoka? Aku akan kesepian soalnya. Rata-rata teman yang ada sekarang dari program master dan akan pulang September ini.”

Yuka mengangguk.

“Aku janji tapi tidak sering ya,” ucap Yuka tersenyum.

“Kalau begitu aku juga boleh main ke Kitakyushu nanti?”

Lihat selengkapnya