“Ceritakan aku tentang Islam!”
“Tentang apa?”
“Apakah Islam hanya satu-satunya agama yang benar?”
“Jika kamu bertanya pada seorang muslim, ia akan menjawab ya, tentu saja. Lebih tepatnya ia hanya mengutip dari apa yang dikatakan Allah dalam Al-Qur’an saja. Tapi..?”
“Tapi?”
“Tapi, jika kamu bertanya dengan pemeluk agama lain, mereka juga akan menjawab hal yang sama.”
“Jadi di luar Islam semuanya salah.”
“Ya, lugasnya demikian.”
“Sekali lagi, kamu mungkin akan dapat hal yang sama jika bertanya ke pemeluk agama lain.”
“Apakah kamu tidak tersinggung jika disebut demikian?”
“Jika seseorang menyebut Islam itu salah maksudmu?” Reyhan mengonfirmasi ulang maksud pertanyaan Matsumoto.
“Tentu tidak. Jika kita mempercayai yang kita anut benar, untuk apa tersinggung. Pada akhirnya kita tidak bisa memaksa agar setiap orang meyakini apa yang kita yakini. Seperti kita yang tidak ingin dipaksa untuk memeluk suatu agama tertentu, Islam juga tidak memaksa setiap orang untuk menjadi muslim. Bahkan seorang Nabi pun tidak akan memaksa. Manusia punya hak untuk memilih, namun ia juga harus bertanggung jawab atas konsekuensi dari pilihannya. Adil bukan?”
“Konsekuensi itu adalah surga dan neraka kan?”
“Ya, pada akhirnya itu menurut Islam.”
“Berarti jika kita bertemu sebelum aku memutuskan untuk masuk Islam, kamu akan menganggapku nanti akan masuk ke neraka?”
Reyhan mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan itu.
“Aku pasti berusaha untuk tidak sampai berpikir ke sana.”
“Kenapa? Bukankah memang demikian?”
“Secara umum iya, itu yang ada dalam Al-Qur’an. Namun, kita tidak bisa menghakimi kasus orang perorang karena kita tidak tahu apa isi hatinya, bagaimana akhir hidupnya, dan itu pada dasarnya memang bukan bagian kita. Bahkan meskipun seorang yang kita kenal baik sebagai seorang yang taat, kita tidak bisa memastikan dia akan masuk surga. Kita hanya berdoa agar beramal dengan konsisten dan berharap diterima. Bagiku, apakah tidak lebih penting jika kita memikirkan diri kita sendiri? Apakah kita akan punya perilaku yang baik dan akhir kehidupan yang baik sehingga pantas masuk surga?”
“Apa tidak ada pengecualian untuk orang yang semasa hidupnya melakukan kebaikan padahal dia mungkin sama sekali tidak percaya dengan Tuhan apalagi Islam misalnya?”
“Pengecualian itu tentu ada, yang aku tahu itu untuk orang yang tidak pernah mendengar tentang Islam atau mendengar informasi yang salah mengenai Islam yang membuat mereka punya pemahaman yang salah. Tapi itu semua kehendak dan hak Allah. Aku tidak bisa menjawab lebih detail tentang ini, mungkin Imam Omar lebih paham dan bisa menjelaskan.”
“Lantas, bagaimana kita bisa hidup damai dan berdampingan jika kita tahu bahwa orang yang lain akan masuk neraka?”