Langit dan Adel

Rahmah Mia Amanda
Chapter #1

BAB 1. Tissue Toilet

Byur!

Suara gelak tawa Adel dan keduanya temannya menyusul suara guruyan air saat murid perempuan berbando hitam dan berbaju seragam lusuh itu basah. Ya, Adel baru saja menyiram siswi beasiswa yang sama sekali tidak punya salah padanya.

"Gimana? Makanya pake baju yang elit dikit dong, bikin sepet mata aja," kata Adel melemparkan gelas plastik bekasnya menyiram itu pada korbannya.

Korban? Ya, Adel dan dua temannya—Shafaa dan Alya—adalah tiga siswi yang suka sekali membuli murid tak berdaya yang hanya bisa diam saja saat diapa-apakan. Bukan kali pertama, tapi sejak masih kelas sepuluh pun mereka sudah membuli karena merasa memiliki kekuasaan yang besar.

Adelia Kendrick, putri dari seorang Willy Kendrick yang terkenal sebagai pebisnis kelas kakap, tidak ada yang bisa menyainginya. Kalau Alya dan Shafaa hanya ikut-ikutan saja mencari ketenaran.

"Adel!"

Adel, Alya, dan Shafaa yang sedang menertawakan nasib cewek cupu di hadapan mereka pun menoleh, bersedekap dada saat tahu itu adalah kumpulan siswi-siswi kebanggaan sekolah. Yang mereka suka bilang, sok jadi malaikat.

Keyna, Ayra, Sherena, dan Zia.

"Bikin ulah mulu tiap hari, nggak capek apa?" tanya Keyna yang membantu mengelap baju basah korban Adel dan teman-temannya.

Adel tersenyum smirk. "Capek? Kalian yang harusnya gue tanya. Emang nggak capek apa ikut campur urusan kita mulu?"

Ayra yang sedang mengelap rambut basah korban Adel pun menoleh pada Adel. "Kita nggak akan capek sampe lo bertiga berhenti bikin rusuh, kita semua sama-sama murid SMA Trisatya, bahkan yang lo buli ini lebih punya otak. Buktinya dia bisa masuk sini dengan prestasi, bukan sensasi dan kekuasaan orang tua kaya lo."

"Kaya denger suara tapi nggak ada wujudnya, apaan itu ya?" kata Shafaa seolah-olah tidak mendengar ucapan Ayra. Sejak awal masuk, mereka memang tidak pernah akur, dua kelompok siswi yang saling bertolak belakang. Goodgirls VS badgirls.

Adel tersenyum miring, mereka-mereka yang ada di hadapannya ini selalu saja jadi pahlawan untuk korban-korbannya. Padahal, akan lebih asyik jika tanpa ada mereka.

"Udah, Ra. Sampe ratusan kali lo bilangin mereka juga nggak bakalan didengerin, mending kita bantu ini dulu," kata Keyna.

Ayra mengangguk, sebelum pergi dari hadapan Adel, dengan kecepatan kilat Ayra mengambil minuman di meja sebelahnya untuk menyiram wajah Adel. "Setimpal."

Adel dibuat geram, selain Keyna, Ayra adalah sosok yang Adel tidak suka. Kalau Keyna karena dia adalah pacar dari Galen, cowok incarannya, sedangkan Ayra karena sikapnya yang sok berani.

Dari sudut kantin, para cowok melihat aksi Adel dan dua cecunguknya, juga Keyna dan teman-temannya. Hal itu sudah menjadi pemandangan biasa karena memang hampir setiap hari.

"Tuh Adel nggak ada kapoknya sih," komentar Dyu. Cowok playboy yang beruntung karena masuk ke dalam anggota inti Atlansa.

Atlansa adalah sebuah perkumpulan remaja yang diketuai oleh Galen, cowok yang menjadi incaran Adel. Atlansa mempunyai lima anggota inti, diantaranya:

Galen Arthaneo Mahesa, ketua dari geng Atlansa yang menjadi idola semua cewek. Sifatnya yang dingin menjadi pesona tersendiri untuk para cewek. Sayangnya, Galen sudah mempunyai pacar dan itu adalah Keyna. Namun, Adel mana peduli, tetap ia kejar-kejar Galen.

Zidan Harsha, seorang atlet basket sekolah, penyumbang piala terbanyak untuk sekolah di bidang olimpiade dan musik.

Kenzio Armando Alfarezi Putra, saudara kembar Zia. Hal paling menonjol darinya adalah kepintaran dalam bidang IT, segala bentuk yang berhubungan dengan kode-kode adalah kesukaannya.

Muhammad Dyu Akbar, nama yang alim untuk seorang playboy yang sehari bisa nembak cewek tiga kali, sudah seperti makan saja.

Langit Andriansyah, tokoh utama dalam cerita ini. Cowok kalem yang pandai bermain gitar, ditambah dikenal sebagai laki-laki yang cukup alim. Sudah paket komplit tapi sayangnya belum ada yang bisa mencuri hatinya.

"Biarin lah. Urusan cewek! Biar Keyna sama yang lain aja yang urus," kata Zidan.

Sudah menjadi hal biasa kalau Adel CS dan Keyna CS bertengkar. Ujung-ujungnya jambak, tampar, dan teriak-teriak seperti cewek pada umumnya kalau bertengkar. Walaupun Keyna dan Ayra jago bela diri, menghadapi Adel tidak pernah menggunakan ilmu itu karena bukan lawannya.

"Cewek kaya Adel kalau dibiarin bisa bikin orang trauma sama perbuatannya, semena-mena banget mentang-mentang anaknya sultan," kata Zio yang diangguki teman-temannya.

"Ya mau gimana lagi, doain aja supaya cepet dapet karma dan tobat. Gue mau ke toilet dulu," timpal Langit. Adel ini cantik tapi cantiknya tertutupi sifat buruknya.

"Aamiin."

Langit ibaratnya adalah air untuk teman-temannya ketika sedang terbakar emosi. Kata-katanya selalu adem apalagi didukung wajah kalemnya.

<<<"">>>

Adel mencak-mencak di dalam toilet siswi SMA Trisatya, baju dan rambutnya basah karena ulah Ayra.

"Awas aja lo nanti, Ra."

Dua teman Adel itu entah kemana, bukannya bantuin malah sepertinya mereka masih di kantin. Dasar tidak setia kawan.

"Tissue kemana sih? Bisa-bisanya nggak ada," gerutu Adel yang tidak menemukan lembaran putih tipis itu.

Lihat selengkapnya