Langit dan Adel

Rahmah Mia Amanda
Chapter #2

BAB 2. Cewek Set*n

Adel tengah bersiap. Malam ini, Mamanya—Sindi—mengajak Adel untuk ke rumah calon kakak iparnya. Entah perempuan seperti apa yang berhasil mengambil hati kakaknya, yang membuat Adel semakin penasaran adalah ia belum pernah bertemu tapi kakaknya sudah akan melamar si cewek. Bibit bebet bobotnya saja ia tidak tahu. Tiba-tiba banget pula, ini tidak karena sudah nanam benih duluan kan?

“Kepo deh, manusia jenis apa yang bisa naklukin hati batu Kak Ervan,” kata Adel yang sedang memoleskan lipcream ke bibir tipisnya. Harus tampil cantik dong, apalagi akan bertemu perempuan yang akan menjadi kakak iparnya, tidak boleh kalah cantik pokoknya.

Tok … Tok … Tok ….

“Udah selesai belum, Del?” tanya Mama Sindi dari balik pintu. “Jadi ikut nggak?”

“Udah, Ma,” jawab Adel mengambil tas selempangnya dan sekali lagi melihat penampilannya di cermin. Saat dirasa sudah sempurna, Adel keluar dari kamar. Ingin meledek habis-habisan kakaknya yang diam-diam ternyata sudah punya kekasih.

Niatnya begitu. Kenyataannya ....

Speechless. Itulah hal yang pertama kali Adel rasakan saat sudah berdiri di depan rumah calon istri Kak Ervan, kecil dan nampaknya sangat sumuk kalau masuk ke dalam. Lebih speechless lagi saat melihat siapa yang keluar dari dalam rumah kecil itu. Musuhnya di sekolah, Ayra.

Dengan masih sangat bingung, Adel ikut papa, mama, dan kakaknya untuk masuk dan memerhatikan pembicaraan mereka, berusaha memahami apa yang sedang terjadi, mendengarkan pembicaraan sampai mulutnya tidak tahan untuk diam saat ia sudah paham. “Ma, masa pilih mantu kaya gini sih? Udah miskin, masih anak sekolah lagi."

Nihil. Mama Sindi tidak mengiraukan ucapan Adel, membuat Adel begitu kesal. Bisa-bisanya Kak Ervan akan menikah dengan Ayra karena ketahuan berbuat mesum di taman. Lagi pula, seperti tidak ada tempat lain, dan kenapa harus dengan Ayra, kakaknya pedofil kah? Tunggu dulu! Bukannya Ayra ini punya pacar? Kok bisa sih malah berbuat mesum dengan Kak Ervan.

Dengan amat sangat terpaksa, Adel diam saja sambil mengipasi wajahnya dengan tutup toples yang ia ambil di meja, rumah ini tidak ada AC atau kipas. Adel benar-benar belum mengerti tentang semua ini, di tengah kegerahannya, Adel mencoba mencerna dan akhirnya tersenyum licik saat ia tahu apa yang harus ia lakukan.

Menunggu sampai acara lamaran sederhana selesai dan kini saatnya. “Adel mau bicara sama Ayra sebentar, Ma."

Ayra mendongak ke arah Adel yang mengajaknya keluar dari rumah. Ayra tahu, kalau cewek licik itu pasti merencanakan sesuatu, Adel punya rencana untuk menambah keasyikannya di sekolah.

“Cih! Keliatannya aja cewek baik-baik, dari keluarga kaya. Nyatanya cuma cewek miskin, mau-maunya diajak mesum sama Kak Ervan,” ledek Adel begitu mereka sampai di taman depan rumah Ayra. Bukan taman sih, lebih tepatnya halaman dengan paving yang sudah sangat berlumut.

Melihat Ayra yang tidak merespon, Adel kembali berucap, “Bukannya lo masih pacaran sama Zidan? Apa lo dibayar Kak Ervan buat jadi istri kontraknya? Nanti lo dikasih uang sama dia, gitu? Dibayar berapa lo?”

Drama banget tidak sih kalau seperti itu? Hidup Ayra tidak sedrama itu.

“Jawab dong, bukan diem aja kaya orang bisu,” ucap Adel lagi saat Ayra diam saja, malah bersedekap dada dan tidak menghiraukan ucapannya sejak tadi.

“Nggak ada yang perlu gue jawab, penting juga enggak,” kata Ayra ketus.

Adel tersenyum miring. “Oh enggak penting ya? Berarti boleh dong kalau besok semua siswa Trisatya tau kalau lo udah mau nikah? Kayanya sik tuh bikin huru-hara.”

“Apa yang lo mau?” tanya Ayra to the point, membuat Adel tersenyum miring. Peka juga gadis miskin ini.

“Gue mau Keyna sama Galen putus dan Galen jadi cowok gue,” pinta Adel. Mencari kesempatan dalam kesempitan boleh kan? Ayra ini cukup dekat dengan Galen dan teman-temannya. Jelas, karena mereka masih satu geng. Kalau cowok-cowok adalah inti Atlansa, maka Ayra dan teman-temannya adalah Angel Atlansa, kecuali Zia sih, kalau Sherena baru saja masuk menjadi Angel setelah menjadi pacar Zio.

“Nggak masuk akal. Yang lain kenapa sih?” kata Ayra yang merasa itu adalah hal yang mustahil. Keyna dan Galen sangat sulit dipisahkan, juga Ayra yang tidak ingin melakukan hal yang melukai hati teman-temannya.

Adel tampak berpikir, sebenarnya hal yang paling ia ingin adalah menjadi pacar Galen, karena setelah itu ia pasti akan diperlakukan layaknya ratu oleh anak-anak Atlansa. Secara menurut peraturan yang berlaku di geng motor tersebut, kalau pacar dari inti Atlansa berhak menjadi Angel Atlansa. Mengikuti jabatan si cowok di Atlansa, karena Galen ketuanya, maka Adel menginginkan itu.

“Em ada sih. Gimana kalo lo ikut seru-seruan sama gue? Kita buli orang-orang lemah di sekolah,” pinta Adel yang membuat bola mata Ayra melebar, pasti terkejut karena itu juga tujuan Adel. Pasti seru saat si pahlawan buli tiba-tiba ikut membuli.

“Gimana? Pilihan pertama apa kedua?” tanya Adel saat Ayra sepertinya berat memutuskan hal tersebut.

Lihat selengkapnya