Langit dan Adel

Rahmah Mia Amanda
Chapter #13

BAB 13. Perpustakaan

Adel masih menjalani hari-harinya sebagai siswi yang dibenci hampir seratus persen dari semua warga sekolah. Bahkan, untuk makan dengan tenang di kantin saja susah, ketenangannya hanya saat guru sedang menjelaskan pelajaran. Karena di saat itulah, semua siswa mau tidak mau harus diam di tempatnya, walaupun Adel masih sesekali mendapat lemparan kertas atau kursinya yang ditendang dari arah belakang yang mengganggu konsentrasi Adel.

"Gimana gue mau pinter kali belajar aja nggak tenang," gerutu Adel saat mejanya tampak bergetar karena digoyangkan oleh murid yang duduk di depannya.

Awalnya tidak terlalu mengganggu tapi lama kelamaan membuat Adel yang sedang menulis menjadikan tulisnya itu berantakan dan banyak corat-coretnya. Tulisannya jadi tidak rapi dan tidak bisa dibaca. Cekalan tangannya pada bolpoin lama-lama mengerat dan sedikit bergetar saking kuatnya cengkeraman Adel.

Brak!

Karena sudah kepalang kesal, Adel menggebrak mejanya sendiri membuat siswa lain terkejut, termasuk siswa yang menggoyangkan mejanya dari depan. Otomatis pandangan seluruh orang yang ada di kelas terpusat pada Adel.

"Kenapa Adelia?" tanya guru membuat Adel menunjuk siswi yang duduk di depannya.

"Dia gangguin saya, Pak. Meja saya digoyang terus," adu Adel. Biarlah dianggap sebagai murid tukang ngadu, tapi itu benar-benar mengganggunya.

"Lo kali yang biasa digoyang," celetuk salah satu cowok dari bangku pojok belakang. Ucapan itu mengundang tawa siswa-siswi yang membenci Adel untuk menertawakan Adel dengan bebas.

Adel yang dikatai demikian tentu saja tidak terima, ia beranjak dari tempat duduknya menghampiri cowok tersebut tanpa menghiraukan guru yang melarangnya. Ddia tidak semurahan itu!

"Ngomong apa lo barusan?" marah Adel. Tangannya menarik kerah baju cowok yang besar omongannya saja, giliran diginiin oleh Adel langsung melempem.

"Bilang sekali lagi!" bentak Adel menendang meja si cowok hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Adel mengakui kalau dirinya dulu jahat, ia membuli tapi tidak sampai jual diri.

"Dasar pengecut! Gini doang langsung nunduk! Cowok bukan lo!" kesal Adel yang mendorong dada cowok tersebut sampai terjerembab jatuh karena bangku yang diduduki cowok tersebut oleng. Jelas cowok itu tidak terima, langsung saja berdiri dan akan memukul Adel kalau saja tidak dicegah oleh guru mereka.

"Adelia! Kamu sudah membuat keributan di kelas, keluar dari pelajaran saya, buat rangkuman materi hari ini dan kerjakan soal akuntansi di buku paket yang ada di perpustakaan lalu kumpulkan pada saya," kata guru ekonomi tersebut.

Adel ingin menolak karena ia tidak terlalu paham materi hari ini, tapi siapa yang akan percaya omongannya? Pasti mereka mengira kalau ucapan cowok tadi benar adanya. Adel tidak akan membiarkan harga dirinya diinjak-injak, sekali lagi Adel tidak murahan.

"Oke, saya buat tugas dari bapak. Tpi yng harua dicamkan baik-baik, saya tidak seperti yang pengecut ini ucapkan," tegas Adel menunjuk cowok yang sedang dibantu berdiri oleh teman sebangkunya.

Adel mengambil buku tulis dan bolpoinnya dari atas meja lalu keluar dari kelas, tentunya dengan cara yang tidak baik-baik. Adel membanting pintu dengan keras sampai dua kelas di sebelah kelasnya pasti mendengar.

"Salah mulu gue di mata orang lain," kesal Adel yang sedang berjalan menuju ke perpustakaan dengan langkah kesalnya. 

Adel masuk ke dalam perpustakaan dan memilih buku ekonomi kelas XI untuk ia rangkum bab akuntansinya. Masalah mengerjakan soal, semoga saja ada di google.

Kalau saja Adel tidak sedang berusaha menjadi anak yang lebih baik, dan tidak ingin mengecewakan mama dan kakaknya, Adel mungkin sekarang memilih ke kantin dan menikmati jus jeruk kesukaannya. Melawan emosi dan rasa malasnya, Adel tetap mengerjakan hukuman dari guru ekonominya.

"Rangkuman lancar, giliran soal nggak ada jawabannya di sini," kesal Adel ingin sekali membanting ponsel mahalnya karena tidak bisa membantu. Hitung-hitungan akuntansi yang detail tidak mungkin ada di internet, paling adanya contoh yang serupa. Masalahnya Adel pun tidak paham materinya.

Baru saja ia mengangkat tangannya ke udara, berniat akan mengerahkan tenaga untuk membanting,tapi tangannya tidak kembali turun karena dipegang seseorang. Adel tidak bisa membanting ponselnya karena ada yang mencekal lengannya.

Lihat selengkapnya