Melupakan kejadian tadi. Aku fokus mengikuti pembelajaran. Jam pertama diisi oleh Bu Ani, guru Bahasa Indonesia. Aku selalu suka saat Bu Ani mengajar. Beliau orang yang menyenangkan. Bu Ani telat membuka mataku, bahwa Bahasa Indonesia itu sangat penting. Bukan hanya sebagai ilmu tapi sebagai warga negara yang baik hendaknya kita melestarikan Bahasa Indonesia dengan cara memelajarinya.
"Giandra?" Bu Ani memanggil namaku.
"Iya, Ibu?"
"Ibu boleh minta tolong, ambilkan buku di perpustakaan?"
"Baik, Bu!"
"Berdua saja dengan Desi. Takut berat."
Kami berdua mengangguk. Mengikuti perintah Bu Ani untuk mengambil buku di perpustakaan.
Di perpustakaan aku hanya menyebutkan nama Bu Ani makan penjaga perpus akan memberikan buku Bahasa Indonesia, setelah menulis administrasi peminjaman buku, aku dan Desi kembali ke kelas. Kami sama sama memegang tumpukan buku. Awalnya aku tertawa-tawa bersama Desi, namun tawanya jadi hilang ketika melihat tiga orang teman kelasku sedang duduk santai di kantin.
"Itu bukannya Sarah?"
Desi mengangguk.
"Eh mau ke mana!" Teriak Desi saat melihat aku menjauh darinya.
Aku mendekati ketiga teman kelasku ini.
"Eh kok di kantin?"
Mereka tampak bingung. Aku tersenyum palsu.
"Bu Aninya ada loh. Ayo!"
"Terus kalau ada kenapa?" Suara Sarah menantang.
Aku melihat Sarah tidak kalah menantang. Sebenarnya aku sering melihat Sarah tidak ada di kelas, tapi aku tidak peduli. Namun kali ini berbeda, aku melihat secara langsung, dan aku harus menegurnya untuk Bu Ani.
"Masuk lah, pakai nanya lagi!"
"MAU LO APA SIH?" Suara Sarah mulai meninggi. Dari suaranya, aku bisa menebak kalau dia mulai emosi.
"Enggak ada. Gue cuma ngingetin LO kalau Bu Ani udah ada."
"Cih!!"
"Lagian cuma Bahasa Indonesia doang kan. Enggak Penting banget sih! Lu setiap hari udah ngomong, udah pinter, ngapain harua belajar lagi!"
Sekarang, giliran aku yang terbakar api emosi. Darahku naik ke kepala, rasanya ingin meledak.
"OH YA?" Kataku tak kalau nyolot.
"Kalau kamu anggap udah jago Bahasa Indonesia. Coba sebutin, arti kata acuh?"
Sarah tertawa meledek. "Acuh doang? Ya elah acuh tuh nih kaya gue sekarang, enggak peduli sama lo!"
Aku tertawa tak kalah besarnya. "Acuh itu peduli. Kalau lu acuh sama gue berarti lu peduli sama gue. Buka aja KBBI. Terus lu cari arti kata acuh di sana. Pasti jawabannya peduli. Makasih ya lu udah peduli sama gue."
Wajah Sarah memerah. Aku tahu dia malu. Rasakan itu!
"MAU LU APA SIH?"
Aku tersenyum sinis.