#Giandra POV
Ibu menyapaku ketika aku sudah berada di rumah. Ibu terlihat lebih baik sekarang, sepertinya sudah tidak marah lagi.
"Bapak mana, Bu?"
"Keluar, katanya mau cari kerjaan."
"Sudah baikan ya, Bu?" Kataku menggoda ibu.
"Habis mau bagaimana lagi, bagaimana pun bapak kamu itu suami ibu."
Aku mengangguk setuju dengan perkataan ibu.
"Eh kok kakak kamu enggak masuk?"
"Buru-buru katanya mau syuting."
"Ada syuting ya Bela?"
"Iya bu."
"Ibu pengen banget, sekali-kali main ke lokasi syuting kakak kamu. Boleh enggak ya?"
"Boleh lah. Masa enggak boleh bu."
"Yaudah kamu mandi sana."
"Iya... iya..." kataku lemas. Coba saja Kak Bela tidak ada syuting, aku pasti masih tidur sekarang. Kalau di rumah, mana bisa aku mandi siang. Ibu pasti menyuruhku untuk segera mandi. Padahal hari ini hari minggu, hari untuk bersantai, mengapa juga aku harus mandi pagi?
Aku meninggalkan ibu di ruang TV, pergi ek kamarku. Aku merebahkan diriku di kasur. Baru sehari saja ditinggal, aku sudah sangat merindukan kamarku ini.
Drtt... drtt...
Dari : Ghani
Kamu jadi mau beli novel?
Aku melebarkan mataku. Ghani? Tumben sekali dia mengirim pesan.
Dari : Giandra
Jadi. Tapi enggak tahu kapan.
Send. Aku menutup layar ponselku ketika pesan ke Ghani sudah terkirim. Sudah pasti aku jadi senyum-senyum sendiri. Bagaimana tidak, orang yang aku suka, akhirnya mengirimiku pesan. AH!!!
Dari : Ghani
Sekarang aja, sekalian.
Dari : Ghani
Jam 1 aku jemput.