Langit Di Negeri Sakura

Harmony Adi
Chapter #8

07 Tips

Hari itu selesai bekerja aku tidak langsung kuliah maupun pulang, aku pergi ke rumah Faras dan Faza. Aku mengajar matematika untuk dua anak SMP kakak-adik itu.

Pukul 4, aku sudah tiba di rumah Faza. Disana dua bocah sudah menungguku di ruang tamu. Papan tulis juga sudah disiapkan.

“Kak Langit!” sapa Faras dengan riang. Ia membawa beberapa kertas saat aku memasuki ruangan.

“Hai kalian! Ada PR hari ini?” tanyaku seraya duduk.

“Ada, kak!” jawab mereka serentak. Faras sudah duduk di hadapanku. Nampaknya kertas yang ia bawa adalah PR miliknya.

“PR Faza mana?” tanyaku seraya membuka ransel dan jaket.

Faza sedang berbaring di sofa, ia masih asik memainkan gawainya.

“Bentar, kak. Lima menit lagi.” Ucapnya yang nampak masih asik dalam dunianya.

“Ajarin aku dulu, kak Langit. Mas biarin aja. Dia PR-nya banyak tapi malas ngerjakan!” ucap Faras meledek. Kini ia membuka lembaran itu, lantas menyodorkannya padaku.

“Aku gak paham yang nomor empat dan lima, kak.” Ucapnya.

“Coba aku lihat dulu.” Kataku seraya membaca soal disana. Aku pernah menemui soal ini sebelumnya, di ulangan Faza tahun lalu.

“Ini caranya, pertama..” kataku yang kemudian mulai menulis di papan tulis.

Faras memperhatikan penjelasanku dengan cermat. Dari raut wajahnya, nampaknya ia mulai bisa memahami. Sementara Faza kini sudah bersama kertas yang berisi PR matematikanya juga. Ia baru mulai mengerjakannya.

“Kak, aku gak ngerti.” Ucap Faza sambil mengacungkan kertasnya.

Belum juga lima menit berlalu, ia sudah menyerah dengan soalnya.

“Mana sini.” Kataku seraya mengulurkan tangan. Faza pun memberikan kertasnya padaku.

Sejenak aku kembali membaca kertas itu. Lalu menoleh tajam pada Faza.

“Ini udah aku ajarkan dua minggu lalu.” Kataku yang menatap tajam padanya.

Faza tertawa. “Aku lupa, kak. Beneran!” ucapnya dengan dua jari ia acungkan.

“Aku ajarin lagi, ya. Aku kasih tau caranya aja, sisanya kamu kerjakan sendiri.” kataku.

“Ok siap kak Langit!” ucapnya sambil mengacungkan jempol.

Aku mulai menuliskan rumus setelah menghapus sebagian penjelasan yang kuberikan untuk Faras. Dia nampak masih fokus mengerjakan soal di kertasnya.

Aku menjelaskan hingga usai. Kali ini Faza lebih malas dibanding biasanya, ia nampak agak lama untuk menerima materi. Berbeda dengan Faras yang senantiasa bersemangat setiap kali les.

Lihat selengkapnya