Langit di atas kami tetap retak.
Sejak Pilar Cahaya diaktifkan, waktu seperti tak bergerak normal. Matahari seakan menunda terbenam. Awan tak bergerak. Udara menjadi berat. Varellia berubah pelan—tidak meledak seperti saat perang, tapi meleleh, seperti lilin yang sudah kelelahan terbakar.
Kami kembali ke reruntuhan Pilar Angin.
Di sanalah semua ini bermula.
Kael berdiri di tempat ia dulu hampir kehilangan kendali. Dinding batu yang dulunya menyala kini tinggal puing. Tapi sesuatu di udara di sini terasa… hidup. Seolah puing-puing itu masih mengingat langkah kaki, suara teriakan, dan aliran Etheria yang dulu melintas di sekitarnya.
Zarek duduk di tepi lingkaran pilar yang hancur, memandangi langit. “Aku tak bisa berhenti merasa aneh. Langit itu—retaknya. Seolah-olah… kita yang memata-matai sesuatu di baliknya, dan bukan sebaliknya.”
Lyra mengangguk. “Cahaya itu tak membawa kehangatan. Itu bukan sinar yang ingin menyembuhkan. Tapi... menelanjangi.”
Kael berjalan ke tengah reruntuhan. Di sanalah dulu ia kehilangan kendali untuk pertama kali. Saat Etheria di tubuhnya menyala tak terkendali dan menghancurkan separuh desa.
Ia menyentuh tanah.
Lalu terjadilah sesuatu.
Tanah di bawahnya bergetar. Cahaya melingkar di sekitarnya. Bukan cahaya putih seperti Pilar Cahaya, tapi perpaduan kelima warna Etheria—api merah, air biru, angin hijau, tanah coklat, cahaya keemasan.
Cahaya-cahaya itu membentuk simbol yang sama seperti di Pilar sebelumnya. Tapi kali ini… lengkap.
Dan di tengahnya: Kunci Langit.
---
Suara terdengar. Bukan dari mulut, tapi dari langit retak.
> “Kael Ardyn. Warisanmu telah dibangkitkan. Tapi harga untuk membuka Langit Kelima adalah kehilangan batas antara dunia dan dirimu sendiri. Siapkah kau jadi dunia yang terbuka?”
Kael memejamkan mata. Di pikirannya, muncul kembali sosok dirinya dari bayangan—mata emas, tangan penuh darah, duduk di takhta.
“Aku tidak ingin menjadi dewa,” jawab Kael. “Aku hanya ingin dunia bertahan.”
Langit retak lebih dalam. Dari dalamnya, cahaya dan bayangan tumpah bersamaan.
Zarek dan Lyra mundur, mencoba melindungi Kael. Tapi pusaran itu hanya menyentuh Kael.
Tubuhnya terangkat.
---
Di dalam pikirannya, Kael melihat sesuatu: sebuah tempat bernama Elarion—alam antara dimensi, tempat asal Etheria sebelum pecah menjadi lima unsur. Di sana, terdapat Hati Langit, inti dari seluruh kekuatan dunia. Dan untuk membuka jalan ke sana… kunci terakhir bukan pada Pilar.