Langit Menolak Jelita

Oleh: Temu Sunyi

Blurb

Ada malam yang menolak pagi.
Ada doa yang tak pernah berani naik ke langit.
Dan ada tangis... yang terlalu malu untuk bersuara.

Di kota ini, aku pernah percaya bahwa hidup bisa diulang, asal kita cukup sabar bertahan.
Tapi aku lupa... yang bertahan belum tentu diselamatkan.

Jalanan mengenalku lebih baik dari siapa pun.
Tiap tapak langkahku seperti menulis puisi kemiskinan di atas aspal dingin.
Dan tiap napas bayiku yang makin pelan, adalah bait terakhir dari nyawa yang tak pernah sempat tumbuh utuh.

Orang-orang berjalan cepat, tak sempat melihat seorang lelaki memeluk senyap.
Karena di mata mereka, tangisan bukanlah berita...
kecuali jika yang menangis itu punya nama besar, atau cerita yang layak dijual.

Tapi bagaimana jika namaku pun sudah dikubur sebelum kubur anakku?

Jangan tanya aku siapa.
Tanyalah dunia, kenapa ia terlalu sering lupa pada mereka yang berjalan sendirian, dengan tangan kosong dan dada bolong.

Lihat selengkapnya