Langit Menolak Jelita

Temu Sunyi
Chapter #2

Langkah Panik di Antara Nama yang Pergi


Lamunanku tak sempat tumbuh panjang,

karena tangis Jelita tiba-tiba menghilang.

Bukan karena tenang,

tapi karena kelelahan.

Tangisnya menipis,

seperti nyawa yang pelan-pelan berpamitan dari tubuh mungil itu.

Aku gendong dia.

Tubuh kecil yang terasa makin ringan—terlalu ringan untuk bayi seusianya.

Langkah kakiku berubah jadi lari.

Keluar dari kontrakan yang tiba-tiba jadi museum kenangan.

Aku berlari.

Melewati gang-gang kecil,

melewati wajah-wajah yang kukenal tapi tak sempat kupedulikan.

“Faizal!”

“Eh, kenapa bawa anak?”

Lihat selengkapnya