Langit Menolak Jelita

Temu Sunyi
Chapter #3

Pulang Tanpa Ibu


Hanya butuh semalam,

tapi rasanya seperti melewati musim dingin tanpa selimut.

Jelita akhirnya membaik,

meski napasnya masih tersengal pelan,

seolah paru-parunya juga sedang belajar menerima hidup yang begitu cepat berubah.

Dokter mengangguk.

"Mau saya bantu bawa ke depan, Mas?"

Aku menggeleng.

Tak ada tangan lain yang pantas memeluk Jelita,

kecuali tanganku.

Bahu ini, meski ringkih dan dipenuhi gundah,

masih tempat terbaik untuk bayi kecil itu bersandar.

Kaki ini kembali melangkah.

Menuju kontrakan yang kini lebih sunyi,

lebih dingin,

Lihat selengkapnya