Jalanan Yang Tak Memilih Kasihan
Kutapaki jalanan yang keras,
jalan yang tak pernah ramah kepada siapa pun,
terutama kami—
sepasang ayah dan bayi,
yang membawa seonggok harapan di punggung dan sepetak luka di dada.
Panas matahari bukan lagi hal yang mengejutkan,
karena di bawahnya,
yang menyengat bukan sinarnya,
tapi tatapan manusia.
Sesekali aku berhenti,
bukan untuk beristirahat,
tapi untuk menenangkan hati—
yang terus digigiti kekhawatiran,
yang tak pernah benar-benar tidur sejak malam pertama aku tak tahu harus tidur di mana.
Namun...