Terkadang tak semua hubungan membawa kebahagiaan, ada yang membawa kesedihan, dan tak sedikit juga yang membawa kekacauan.
~|•|~
Jam pelajaran Sains yang kosong digunakan Senja, Adeera, dan Amel untuk belajar, nggak ralat, ngadem di perpustakaan. Mereka memilih ke perpustakaan karena di kelas mereka sangat ramai saat jamkos.
"Jadi Lo dihukum harus nurutin semua perintah Kak Langit? Enak banget." Ucap Adeera dengan mimik wajah sedih.
"Enak apanya Jubaedah, gila Lo?!" Ucap Senja heran dengan sahabatnya satu ini.
"Ya enak lah, kan bisa deket-deket sama Kak Langit tiap hari." Ucap Adeera iri.
"Ya udah Lo gantiin Senja aja Deer." Canda Amel.
"Emang bisa mau dong!!!" Ucap Adeera antusias.
"Ya kalau bisa sih ayok aja, lagian ya kenal sama dia aja gue amit-amit apalagi harus berurusan sama dia!" Ucap Senja menggebu-gebu.
"Ih kok amit-amit sih Ja, Kak Langit kan ganteng." Ucap Adeera.
"Idih tampang kayak gitu Lo bilang ganteng? Mata Lo katarak?" Tanya Senja sewot.
"Lo kali yang katarak Ja, masa Lo nggak bisa liat kesempurnaan yang ada dalam diri Kak Langit."
"Halah sempurna apanya, udah berandal, biang onar, gak ada akhlak lagi."
"Terus yang Lo maksud sempurna itu yang kek gimana?" Ucapan seseorang dari arah belakang mereka membuat ketiganya-Senja, Adeera, dan Amel terkejut.
Senja, Adeera, dan Amel lalu menoleh ke belakang dan keterkejutan mereka semakin bertambah saat tahu siapa pemilik suara tadi.
"K-Kak Langit?!" Ucap Adeera dan Amel terbata, sementara Senja hanya bisa terdiam menyesali perkataannya.
"Kenapa diem? Kasih tau gue yang sempurna itu kek gimana?" Tanya Langit dengan tatapan mata yang tajam kepada Senja.
"Ahhh a-anu eng-enggak kok enggak." Jawab Senja terbata.
Senja lalu berdiri dari duduknya hendak beranjak pergi untuk melarikan diri.
"G-Gue kebelet, gue ke toilet dulu ya." Ucap Senja hendak melangkah pergi namun segera ditahan oleh Langit.
"Eits mau kemana? Lo belum jawab pertanyaan gue." Ucap Langit dingin.
"Ah enggak Kak, damai aja ya." Jawab Senja gemetar.
"Apa? Damai? Lo udah jelek-jelekin gue dan sekarang Lo minta damai, gak bisa."
Senja memejamkan matanya takut. Ia yakin kali ini ia akan mendapat masalah lagi.
"Hukuman Lo gue tambah." Ucap Langit sarkas.
"Hah?!" Ucap Senja kaget.