Setelah pengalaman yang berkesan di lomba pidato, Nadira merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi tantangan baru di kehidupannya. Dengan semangat yang membara, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang sekolah menengah atas (SMA). Meskipun ia merasa gugup menghadapi lingkungan baru, ia juga bersemangat untuk mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang lebih banyak.
Hari pertama di SMA sangat menegangkan. Nadira melangkah masuk ke sekolah barunya, yang jauh lebih besar dibandingkan dengan SMP-nya. Di sekitar, ia melihat banyak siswa yang tampak sibuk berinteraksi dan bergerak dengan cepat. Namun, ia berusaha tenang dan memperkenalkan diri kepada teman-teman sekelasnya.
Di kelas, Nadira bertemu dengan teman sekelas yang ramah, bernama Rina. Rina cepat akrab dengannya dan memperkenalkan Nadira kepada teman-teman lainnya. “Kamu pasti Nadira, kan? Aku dengar kamu juara di lomba pidato!” ucap Rina dengan antusias.
Nadira tersipu malu. “Iya, terima kasih,” jawabnya. Dari situ, Nadira merasa lebih nyaman dan mulai membangun hubungan dengan teman-temannya. Rina menjadi teman dekat yang selalu mendukungnya, dan bersama-sama mereka belajar dan berdiskusi mengenai pelajaran.
Di SMA, Nadira juga semakin tertarik pada bidang sains dan matematika. Ia menemukan bahwa banyak hal yang dipelajari di kelas sangat menarik dan menantang. Untuk itu, ia bergabung dengan klub sains dan matematika, yang diadakan setiap minggu. Melalui klub ini, Nadira bertemu dengan banyak siswa berbakat yang berbagi minat yang sama.
Suatu ketika, guru fisika mereka mengumumkan lomba ilmiah antar sekolah. Nadira merasa semangat dan bertekad untuk ikut serta. Bersama dengan teman-teman dari klub sains, mereka mulai memikirkan proyek yang akan mereka kerjakan. Setelah beberapa diskusi, mereka sepakat untuk membuat alat pengukur kecepatan angin menggunakan bahan-bahan sederhana.
Selama beberapa minggu, Nadira dan timnya bekerja keras untuk menyelesaikan proyek tersebut. Mereka melakukan eksperimen di halaman sekolah dan mencatat hasilnya. Nadira merasa senang bisa belajar banyak tentang sains sambil bersenang-senang bersama teman-temannya. Dia menyadari bahwa proses belajar bisa menjadi menyenangkan jika dilakukan bersama orang-orang yang memiliki visi yang sama.