Dengan beasiswa yang telah diraihnya, Nadira merasakan semangat dan keyakinan baru untuk mengejar impian. Persiapannya untuk berangkat ke luar negeri dimulai, dan setiap langkah yang diambilnya terasa semakin nyata. Namun, di balik kebahagiaan tersebut, ada juga tantangan dan persiapan yang harus dilakukan.
Setelah mendapatkan informasi tentang universitas yang akan ia tuju, Nadira mulai mempelajari kurikulum dan kegiatan di kampus. Ia menemukan bahwa universitas tersebut menawarkan berbagai program menarik yang sejalan dengan minat dan cita-citanya. Selain itu, Nadira juga berusaha untuk mempelajari budaya dan kebiasaan negara yang akan ia tinggali.
Suatu malam, saat duduk di meja belajarnya, Nadira membuka laptopnya dan meneliti tentang kehidupan di negara barunya. Ia membaca tentang tradisi, makanan, dan bahkan bahasa sehari-hari yang digunakan. “Aku harus tahu lebih banyak agar bisa beradaptasi dengan cepat,” pikirnya.
Di samping itu, Nadira juga mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk keberangkatannya. Ia mengumpulkan paspor, surat rekomendasi, dan dokumen penting lainnya. Keluarganya memberikan dukungan penuh dan membantu membantunya menyiapkan semua kebutuhan. Mereka bahkan mengajak Nadira untuk berbelanja perlengkapan yang diperlukan untuk tinggal di luar negeri.
Ketika tiba saatnya untuk berangkat, suasana di rumah sangat emosional. Nadira merasakan campur aduk antara bahagia dan sedih. Ia akan meninggalkan rumah dan keluarganya, tetapi di sisi lain, ia tahu bahwa ini adalah langkah besar menuju cita-citanya. “Jangan khawatir, Nak. Kami akan selalu mendukungmu,” kata ibunya sambil memeluknya erat.
Di bandara, Nadira melihat orang-orang berkerumun, beberapa di antaranya sedang bersiap untuk bepergian ke berbagai negara. Ia menatap sekeliling dan merasa bersemangat sekaligus gugup. Dengan tas ransel yang penuh berisi harapan dan impian, ia melangkah ke gerbang keberangkatan.