Waktu berlalu dengan cepat, dan Nadira semakin mendekati akhir tahun ajaran. Ujian akhir semester semakin dekat, dan tekanan untuk mendapatkan nilai yang baik semakin terasa. Nadira menyadari bahwa hasil ujian ini akan menjadi salah satu faktor penting dalam aplikasi beasiswa yang ingin diajukan. Oleh karena itu, ia bertekad untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Malam itu, Nadira duduk di mejanya dengan tumpukan buku pelajaran di depannya. Ia menyalakan lampu meja dan mulai merencanakan jadwal belajar. “Aku harus membuat rencana belajar yang teratur,” gumamnya sambil mencatat. “Jika aku dapat menyusun materi dengan baik, aku bisa mengelola waktu belajar lebih efektif.”
Nadira mulai dengan membuat daftar semua mata pelajaran yang akan diujikan. Ia memberi prioritas pada mata pelajaran yang paling sulit baginya, termasuk matematika dan fisika. Ia juga menyisihkan waktu untuk berlatih soal-soal ujian tahun sebelumnya. “Latihan membuatku lebih siap dan percaya diri,” pikirnya.
Di sekolah, Nadira mengajak Rina dan Budi untuk belajar bersama. Mereka berkumpul di perpustakaan dan membagi materi pelajaran yang telah mereka pelajari. “Aku merasa lebih mudah memahami konsep-konsep jika kita belajar bareng,” ucap Rina saat mereka membahas rumus-rumus matematika.
Malam-malam berikutnya dihabiskan dengan belajar intensif. Nadira merasakan semangat teman-temannya yang saling mendukung. Mereka saling mengingatkan untuk tidak menyerah, meskipun beberapa kali kesulitan menghadapi soal-soal yang sulit. “Kita sudah sejauh ini, kita tidak boleh mundur sekarang!” seru Budi dengan semangat.
Suatu sore, saat belajar fisika, Nadira mengalami kebuntuan saat mencoba memahami konsep tertentu. Ia merasa frustrasi dan hampir menyerah. Namun, Rina yang melihatnya berusaha memberikan semangat. “Nadira, kita sudah bisa melewati banyak hal. Cobalah untuk tenang dan fokus pada satu hal dulu. Jika perlu, kita bisa meminta bantuan guru,” ujarnya.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk meminta bantuan guru fisika mereka, Pak Arief. Dalam sesi belajar tambahan, Pak Arief menjelaskan dengan sabar dan memberikan beberapa contoh yang lebih mudah dipahami. “Jangan ragu untuk bertanya jika ada yang belum jelas. Kunci belajar adalah memahami, bukan sekadar menghafal,” nasihat Pak Arief.