Setelah ujian akhir semester, Nadira merasakan kebebasan yang luar biasa. Ia tahu bahwa semua usaha dan kerja kerasnya selama ini telah terbayar, dan kini saatnya untuk mempersiapkan langkah selanjutnya. Dengan hasil ujian yang memuaskan, Nadira merasa lebih percaya diri untuk melanjutkan impian belajar di luar negeri.
Suatu hari, saat sedang bersantai di rumah, Nadira menerima email dari sebuah universitas di luar negeri yang mengundangnya untuk mengikuti seminar online tentang beasiswa. “Ini adalah kesempatan yang tidak boleh aku lewatkan!” pikirnya dengan bersemangat. Ia segera mendaftar dan menandai tanggal seminar di kalendernya.
Hari seminar tiba, dan Nadira duduk di depan laptopnya dengan antusias. Saat seminar dimulai, pembicara dari universitas tersebut menjelaskan berbagai program beasiswa yang ditawarkan dan langkah-langkah untuk mengajukan aplikasi. Nadira mencatat setiap poin penting, merasakan semangat yang menggebu-gebu. “Ini adalah kesempatan emas untuk belajar lebih banyak,” gumamnya.
Setelah seminar, Nadira merasa terinspirasi dan semakin termotivasi untuk mengajukan beasiswa. Ia mulai meneliti program-program yang cocok dengan minat dan bakatnya. Dalam pencariannya, ia menemukan beberapa universitas di Jepang, Australia, dan Amerika yang menawarkan program yang sesuai dengan cita-citanya.
Namun, di tengah semangatnya, Nadira juga merasa cemas. Ia sadar bahwa mengajukan aplikasi beasiswa bukanlah hal yang mudah. Banyak dokumen yang harus disiapkan, termasuk esai pribadi, rekomendasi dari guru, dan bukti prestasi akademik. “Aku harus mempersiapkan semuanya dengan baik,” pikirnya.
Nadira mulai menyusun rencana aksi untuk mempersiapkan aplikasi beasiswa. Ia membagi waktu antara belajar untuk ujian, mempersiapkan dokumen, dan menulis esai. Di sekolah, ia meminta rekomendasi dari gurunya, Bu Siti, yang sangat mendukung impian Nadira. “Aku percaya kamu bisa melakukannya, Nadira. Jangan ragu untuk menunjukkan potensi terbaikmu,” kata Bu Siti dengan penuh keyakinan.