Setelah keberhasilan di konferensi internasional, Nadira merasa terinspirasi untuk lebih aktif membangun jaringan di dunia akademik. Ia menyadari betapa pentingnya koneksi dan kolaborasi dalam memperluas wawasan dan kesempatan. Dengan semangat baru, Nadira mulai merencanakan langkah-langkah strategis untuk membangun relasi yang lebih luas di komunitas ilmiah.
Nadira kembali ke rutinitas kuliah sambil tetap menjaga hubungan dengan teman-teman dari konferensi. Ia menghubungi beberapa peserta yang dikenalnya dan bertukar kontak untuk saling berbagi pengalaman dan ide. “Ini adalah kesempatan yang baik untuk berkolaborasi di masa depan,” pikirnya, bersemangat untuk menjajaki kemungkinan kerja sama penelitian.
Suatu hari, saat sedang berada di perpustakaan, Nadira menerima pesan dari salah satu peserta konferensi, seorang mahasiswa dari Jerman bernama Lukas. Ia mengundang Nadira untuk berpartisipasi dalam proyek penelitian tentang pengelolaan limbah di kota mereka. “Kami sedang mencari mitra dari negara lain untuk memperluas perspektif dan mendapatkan data yang lebih komprehensif,” tulis Lukas. Nadira merasa tertantang dan bersemangat menerima tawaran tersebut. “Ini adalah kesempatan emas untuk belajar lebih banyak dan terlibat dalam proyek internasional,” ucapnya kepada Rina saat menceritakan kabar baik tersebut.
Setelah berdiskusi dengan timnya, Nadira memutuskan untuk bergabung dalam proyek tersebut. Mereka memulai komunikasi dengan Lukas dan timnya untuk merancang rencana kerja dan menetapkan tujuan penelitian. Selama beberapa minggu berikutnya, Nadira dan teman-temannya bekerja sama dengan mahasiswa Jerman itu melalui video call, mendiskusikan berbagai aspek penelitian dan bagaimana masing-masing tim bisa berkontribusi.
Selama proses ini, Nadira belajar banyak tentang metode penelitian yang berbeda dan cara-cara baru untuk menganalisis data. Ia juga mengasah kemampuan komunikasinya dalam bahasa Inggris, berlatih berbicara dengan lancar dan percaya diri. “Semua ini akan sangat berharga untuk masa depanku,” pikirnya sambil menulis catatan selama pertemuan.
Di tengah kesibukannya, Nadira juga tidak ingin melupakan pentingnya keseimbangan antara studi dan kehidupan sosial. Ia mulai menjadwalkan waktu untuk bersantai dan berinteraksi dengan teman-teman di kampus. Suatu malam, mereka merencanakan acara kumpul-kumpul di asrama untuk berbagi pengalaman belajar dan mendiskusikan ide-ide baru. Nadira merasa senang bisa berkumpul dan bercanda dengan teman-temannya. “Terkadang, hal-hal kecil seperti ini yang membuat hidup di luar negeri menjadi berharga,” ungkapnya.