Langkah Awal Menuju Dunia

Andhika Tulus Pratama
Chapter #29

Bab 29: Menemukan Identitas Diri

Semakin lama Nadira tinggal di negeri orang, semakin banyak pengalaman berharga yang ia kumpulkan. Namun, di balik semua kesenangan dan pencapaian, ia merasakan ada sesuatu yang hilang. Terkadang, ia merasa terasing di lingkungan barunya. Dengan berbagai perbedaan budaya dan cara berpikir, ia mulai bertanya-tanya tentang identitas dirinya.


Di suatu sore, setelah pulang dari kelas, Nadira memutuskan untuk pergi ke kafe kecil yang sering ia kunjungi. Sambil menikmati secangkir kopi, ia mengambil buku catatan dan mulai menulis. “Siapa sebenarnya aku?” tulisnya di halaman pertama. Pertanyaan ini mengusik pikirannya akhir-akhir ini. Ia merasa seperti dua orang yang berbeda: Nadira yang berjuang di Indonesia dan Nadira yang sedang beradaptasi di luar negeri.


Saat ia menyusuri jalanan kota, kenangan masa lalu kembali menghampirinya. Dia teringat saat-saat di mana ia bercita-cita untuk belajar di luar negeri, ketika ia merasa sangat bersemangat dan penuh harapan. Namun, kini, di hadapan realitas baru, ia merasa seolah kehilangan jati diri.


Malam itu, Nadira mengundang teman-teman barunya—Liam, Mei, dan Fatima—ke apartemennya untuk mengadakan diskusi santai. Ia merasa perlu untuk berbagi perasaannya dan mencari dukungan. Mereka duduk melingkar di ruang tamu, dengan makanan ringan yang sudah disiapkan Nadira.


“Teman-teman, aku ingin berbagi sesuatu,” Nadira memulai, “akhir-akhir ini aku merasa bingung dengan siapa diriku sebenarnya. Aku berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, tetapi kadang aku merasa kehilangan diri sendiri.”


Liam, yang dikenal sebagai pendengar yang baik, menanggapi dengan lembut. “Nadira, itu adalah hal yang wajar. Semua orang mengalami masa-masa seperti itu, terutama ketika mereka berpindah ke tempat baru. Yang penting adalah bagaimana kamu bisa menemukan cara untuk menyatukan semua pengalamanmu.”


Mei mengangguk setuju. “Ya, aku juga merasa begitu saat pertama kali datang ke sini. Aku harus belajar untuk menghargai latar belakangku sambil juga membuka diri terhadap budaya baru. Mungkin kamu bisa mencoba menemukan cara untuk menggabungkan kedua sisi itu.”


Lihat selengkapnya