Nadira terus berusaha mengembangkan program-program sosial yang telah ia rencanakan. Hari-hari di sekolah semakin padat dengan aktivitas, tetapi ia merasakan kebahagiaan saat melihat antusiasme teman-temannya untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Ia tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar—sebuah gerakan yang dapat mempengaruhi banyak orang.
Suatu pagi, saat di sekolah, Nadira mengadakan rapat dengan beberapa siswa yang tertarik untuk bergabung dalam proyek penanaman pohon. Rapat diadakan di ruang kelas yang luas, dan para siswa terlihat semangat mendiskusikan ide-ide mereka.
“Jika kita bisa menanam pohon di area yang membutuhkan, kita juga bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan,” ujar Budi, salah satu anggota tim.
“Betul! Kita bisa membuat poster dan membagikannya di media sosial untuk mengajak lebih banyak orang terlibat,” tambah Rina.
Nadira merasa bangga mendengar ide-ide cemerlang dari teman-temannya. “Kita juga bisa mengadakan acara di sekolah untuk memperkenalkan proyek ini kepada semua siswa. Mungkin kita bisa mengundang seorang ahli lingkungan untuk berbicara,” usulnya.
Setelah banyak berdiskusi, mereka memutuskan untuk mengadakan acara tersebut dua minggu ke depan. Nadira merasa semangat semakin membara, dan ia tidak sabar untuk melihat hasilnya. Mereka pun mulai membagi tugas: Rina akan mengurus pengundangan pembicara, Budi akan merancang poster, dan Nadira bertanggung jawab untuk menyebarluaskan informasi kepada siswa-siswa lain.
Dalam waktu dua minggu yang singkat, persiapan acara berjalan dengan lancar. Nadira merasa sedikit cemas menjelang hari-H, tetapi saat melihat dukungan dari teman-teman dan guru, rasa cemasnya berangsur menghilang. Mereka mengatur kursi, mendekorasi ruang kelas, dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan penuh semangat.