Langkah Awal Menuju Dunia

Andhika Tulus Pratama
Chapter #33

Bab 33: Adaptasi di Negeri Sakura

Nadira tiba di Jepang dengan rasa campur aduk. Ia tak sabar untuk memulai petualangan baru, tetapi juga merasa cemas dengan segala sesuatu yang belum dikenalnya. Begitu keluar dari bandara, udara segar dan suasana yang berbeda menyambutnya. Segala sesuatu terasa baru dan menantang, mulai dari bahasa yang digunakan hingga cara orang-orang berinteraksi satu sama lain.


Setelah menyelesaikan proses imigrasi dan mengambil bagasi, Nadira melangkah keluar dan menemukan sejumlah orang yang menunggu. Salah satu di antara mereka adalah perwakilan universitas yang telah menyiapkan program orientasi untuk mahasiswa internasional. “Selamat datang di Jepang, Nadira! Kami sangat senang bisa menemui Anda,” sapanya dengan ramah.


Nadira merasa lega mendengar sambutan hangat tersebut. Mereka segera naik ke bus yang membawa mahasiswa baru ke kampus. Dalam perjalanan, Nadira mengamati pemandangan di luar jendela. Gedung-gedung tinggi, jalanan yang bersih, dan ratusan sepeda yang lalu lalang membuatnya terpesona.


Setelah tiba di kampus, Nadira disambut oleh para mahasiswa senior dan staf akademik. Mereka mengarahkan Nadira dan teman-temannya ke ruang orientasi, di mana mereka akan mendapatkan informasi penting mengenai kehidupan di universitas. Selama acara tersebut, Nadira merasa bersemangat mendengar semua penjelasan tentang fasilitas kampus, program studi, dan kegiatan mahasiswa.


“Sekarang, Anda akan memulai kehidupan baru di Jepang,” kata seorang dosen sambil tersenyum. “Kami ingin Anda merasa nyaman dan dapat beradaptasi dengan baik.”


Hari-hari pertama di kampus berlangsung dengan cepat. Nadira mengikuti sesi orientasi, bertemu dengan teman-teman baru, dan mulai mengenal lingkungan sekitarnya. Walaupun komunikasi terkadang menjadi tantangan, Nadira merasa beruntung karena ada banyak mahasiswa internasional lainnya yang juga menghadapi kesulitan serupa.


Di dalam kelas, Nadira merasakan perbedaan yang signifikan dalam metode pengajaran. Dosen-dosen di sini mengedepankan diskusi dan interaksi, mengajak mahasiswa untuk berpikir kritis dan berpartisipasi aktif. Meskipun bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar, Nadira tidak dapat menghindar dari penggunaan bahasa Jepang yang semakin sering digunakan dalam kelas. Hal ini membuatnya semakin termotivasi untuk belajar bahasa tersebut.


Lihat selengkapnya