Beberapa minggu setelah presentasi proyek kelompok, Nadira menghadapi tantangan baru yang tidak terduga. Ia baru saja menerima kabar buruk bahwa salah satu ujian penting di semester ini tidak berjalan sesuai harapannya. Meskipun telah belajar keras dan berusaha mempersiapkan diri dengan baik, hasil ujian tersebut jauh dari apa yang ia inginkan.
Setelah menerima hasil ujian, Nadira merasa hancur. Ia duduk di bangku taman kampus, menatap lembaran kertas yang berisi nilai yang mengecewakan. “Bagaimana bisa terjadi?” pikirnya sambil mengingat kembali semua usaha yang telah ia lakukan. Teman-temannya, Mia dan Ahmed, yang kebetulan melintas, melihat ekspresi wajah Nadira yang murung.
“Nadira, ada apa?” tanya Mia dengan khawatir.
Nadira menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab, “Aku mendapat nilai jelek di ujian. Rasanya semua usaha yang kulakukan sia-sia.”
Mia dan Ahmed duduk di sampingnya. “Kami bisa membantu. Mungkin kita bisa belajar bersama dan membahas materi yang sulit,” ujar Ahmed dengan optimis.
Nadira mengangguk, tetapi rasa frustasinya masih menyelimuti. “Aku merasa tidak cukup pintar. Mungkin aku tidak seharusnya berada di sini,” ucapnya dengan nada putus asa.