Hari-hari di universitas semakin padat, dan Nadira mulai merasakan tekanan dari tugas dan ujian yang semakin mendekat. Meskipun awalnya ia merasa tertekan, ia segera menyadari bahwa setiap tantangan yang dihadapinya adalah bagian dari proses belajar. Dalam seminggu, ia menghadiri beberapa kelas yang menantang dan mulai menyesuaikan diri dengan metode pengajaran yang berbeda.
Dosen-dosen yang mengajar juga memberikan inspirasi baru. Salah satunya, Profesor Williams, seorang ahli di bidang kesehatan lingkungan, sangat antusias dalam menjelaskan konsep-konsep yang ia ajarkan. “Ingat, kalian adalah agen perubahan. Pengetahuan yang kalian dapatkan di sini akan membantu kalian memecahkan masalah di dunia nyata,” kata profesor tersebut dengan semangat.
Nadira merasa tersentuh dengan kata-kata itu. Ia mulai memahami bahwa pendidikan bukan hanya tentang mendapatkan nilai baik, tetapi juga tentang bagaimana menggunakan pengetahuan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat. Momen-momen di kelas seperti itu membuatnya semakin bertekad untuk mengejar jurusan yang ia pilih.
Di sela-sela kesibukan akademis, Nadira berusaha untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan teman-teman barunya. Ia mengajak Mia dan beberapa mahasiswa internasional lainnya untuk menjelajahi kota. Dalam perjalanan mereka, mereka berbagi cerita tentang latar belakang masing-masing, budaya mereka, dan impian masa depan.
Suatu malam, ketika sedang duduk di kafe di kampus, mereka berdiskusi tentang keinginan dan ketakutan masing-masing. “Aku sering merasa tidak cukup baik untuk berada di sini,” kata Sarah, teman dari Prancis. “Kadang aku merasa seperti aku hanya seorang peniru yang berusaha mengikuti jejak orang lain.”