Siang itu di Cafe Bermuda. Hilman, Ria dan Randy tengah duduk di meja yang sama. Di hadapan keduanya terdapat beberapa makanan yang sudah tak lagi bersisa.
“Jadi, ini tiga penerbit yang tadi saya katakan pada Ria.“ Hilman menyerahkan tiga selebaran kepada Randy dan meminta laki-laki itu untuk membacanya.
“Karena cerita yang kamu buat terlanjur trending dan ramai dibicarakan di sosial media, ketiganya berebut untuk mendapatkan cerita Alia. Silahkan, pilihan ada di tanganmu mau pakai yang mana.“
“Ehm….“ Randy menerima tiga selebaran itu, lantas melirik Miss Ria yang duduk di sampingnya. “Menurut Miss, yang mana?“
“Loh, kok, nanya saya?“
“Gak apa, saya bingung soalnya.“
Ria menatap Randy sejenak, lantas menerima uluran selebaran itu dari tangan Randy. Membaca satu persatu kelebihan penerbit itu.
“Yang ini aja, PC publisher. Sama sekali gak memberatkan buat kamu yang baru belajar menulis novel.“
“Kalau begitu saya pilih yang ini, Pak.“
Hilman mengambil selebaran yang sudah dipilih Randy. Memasukkannya ke dalam tas yang ia bawa.
“Kalau begitu saya akan menemui penerbit ini lebih dahulu. Oh, iya, apakah hari ini kamu akan upload bab tiga?“
“Kemungkinan iya, Pak. Bagaimana Miss?“
“Tergantung kamunya, Ran. Saya ikut saja.“
“Baiklah, kalau begitu saya tinggal dulu. Masih ada beberapa hal yang harus saya kerjakan.“
Keduanya mengangguk saat Hilman pergi dari hadapan mereka. Randy mengeluarkan laptop dari dalam tasnya.
“Miss bagaimana kalau saya kerjakan bab tiga di sini saja? Mumpung rame dan ini siang hari. Setidaknya kita tak perlu ketakutan seperti malam itu.“
“Ya, ide bagus saya akan temani mumpung tidak ada kerjaan. Tapi, saya mau ke toilet dulu sebentar. Tolong titip ponsel saya, Ran.“
Randy menerima ponsel Miss Ria dan meletakkannya pada tas terbuka yang ia sampirkan pada kursi yang Randy duduki.
Ia lanjut mengetik di laptopnya tanpa menyadari ada dua orang yang sedari tadi memperhatikannya dengan mata awas.
***
“Tak ada kendala apapun saat menulis. Besok-besok temani saya lagi, ya, Miss.“
Randy menutup laptopnya setelah memposting cerita di media sosialnya. Ia memasukkan benda itu ke dalam tasnya dan bersiap untuk pulang.
“Iya, kapan kamu butuh bantuan saya tinggal chat saja.“ Miss Ria juga tengah bersiap dengan tas selempangnya.