Lanjutkan Kisahku

Diyah Islami
Chapter #15

Miss Ria Diculik

Bab tiga dari cerita yang Randy terbitkan kemarin membuat kisah itu menjadi cerita nomor satu paling dicari dan menjadi tagar nomor satu yang banyak dibaca persis seperti sebelumnya.


Medadak siang itu di halte bus, restoran, kampus, kantor pajak atau bahkan orang yang sedang mengantre di atm untuk mengambil uang sedang membicarakan hal yang sama.


Kisah Alia, wanita yang dikabarkan bunuh diri sepuluh tahun lalu itu mendadak viral karena kisahnya diangkat di sebuah cerita komunitas facebook. Alia diceritakan tak bunuh diri, melainkan dibunuh oleh seseorang.


Semua orang mendadak menjadi detektif, menjadi ahli analisa paling TOP mengenai kisah Alia. Rumah kosong mewah di pinggir jalan yang terbengkalai selama sepuluh tahun itu kini juga ramai dikunjungi orang-orang.


Baik yang menaruh simpati, atau malah cuma penasaran karena kisah yang viral di sosial media tersebut. Seperti media televisi yang menggoreng kisah ini dan menambah bumbu-bumbu yang memercikkan gosip tak berkesudahan.


Kali ini, bahkan Randy tidak bisa berjalan dengan tenang di koridor kampus karena orang-orang yang mengerumunimya jumlahnya lebih banyak ketimbang kemarin.


Masih dengan pertanyaan yang sama, semuanya antusias karena nama Randy sebagai author dari kisah penunggu rumah kosomg yang ia buat mendadak viral di mana-mana.


Entahlah, Randy tak terlalu suka dengan kepopulerannya yang mendadak. Apalagi disebabkan ia mengambil kisah dari orang yang sudah tiada. 


Hanya satu hal yang ia cemaskan saat ini. Sedari tadi ponsel Miss Ria sangat susah untuk dihubungi. Bahkan ia tidak melihat batang hidung wanita itu di kampus, padahal hari ini ada jadwal mengajarnya.


“Ran, minta tanda tangan lo dong.“


“Ran, gimana sih kok bisa nulis bagus gitu.“


“Ran.“


“Randy!“


Arrgghh… Randy mengacak rambutnya frustasi. Ia berbalik menatap teman-temannya.


“Maaf ya teman-teman bukannya aku tak ingin meladeni kalian. Tapi saat ini aku ada masalah, maaf sekali. Nanti kita bicara lagi, ya!“ Randy mengatupkan kedua tangan di depan dada diiringi tatapan kecewa beberapa temannya.


Ia berbalik meninggalkan ketumunan itu dan branjak ke kantor untuk mencari Miss ria yang tiba-tiba tak ada kabar.


Namun tak jua menemukannya. 


Perasaan Randy mulai tak enak. Akhirnya membuatnya kembali masuk ke dalam kelas. Dosen sudah masuk dan meteri dimulai.


Namun ia tak bisa tenang, Randy duduk di bangkunya dengan gelisah, fokusnya tak bisa ia alihkan dari Miss Ria.


Hingga kuliah berakhir, tak peduli beberapa orang mencoba menahannya. Randy tetap mengayun langkah untuk keluar. Kali ini tak pulang ke rumah, melainkan mendatangi rusun tempat Miss Ria tinggal.


Tapi … ia baru menyadari sesuatu karena bodohnya ia tak pernah bertanya di lantai berapa wanita itu tinggal.


Randy menatap bangunan di hadapannya dengan raut kecewa. Seorang wanita tua lewat di sampingnya seraya menepuk bahu.


“Cari siapa?“


Seolah mendapat sebuah petunjuk, Randy tersenyum lebar.


“Bu, apa anda kenal dengan Miss Ria?“


“Miss Ria?“ ucap Wanita itu sembari berpikir. “Ah, wanita muda cantik yang tinggal di lantai empat?“


Randy mengangguk cepat.

Lihat selengkapnya