LANKA

Selleva_va
Chapter #14

#14 Antara kecerdasan dan keberuntungan

Saat ini Sera, dan pasangan 'KeJi' sedang menunggu pembukaan festival di SMA Dirgatra yang akan diumumkan. Pertandingan akan dilaksanakan dari pagi hingga sore, dilanjut malam hari berupa penutupan festival.

Sang ketua OSIS naik ke atas panggung, dia tersenyum pada kerumunan didepannya.

"Assalammualaikum, selamat pagi semua!!!" ucapnya semangat, dia adalah Ima kelas XII-1. Sosok yang penuh semangat.

"Waalaikumsalam," ucap semua murid.

Ima tersenyum, "Jadi saya disini mau memberitahu saja, ada 13 kategori yang bisa kalian pilih! Dan jika kalian menang dalam kategori tersebut kalian bisa mendapat poin berbentuk bintang, seperti ini!" ucapnya sambil menunjukkan kertas karton berbentuk bintang.

"Ini akan mudah," ucap Sera.

Kevin menoleh, "Lo udah persiapkan 'itu', kan?"

"Bahkan tanpa 'itu' kita bisa menang." Sera tersenyum tipis.

Jingga yang melihat ikut tersenyum, dia percaya dengan sahabat dan ... Kekasihnya.

"Emang 'itu' Lo taruh dimana?" tanya Kevin.

"Tempat samapah," jawab Sera.

"Nah, itu saja yang dapat saya sampaika-"

Kevin mendelik, "LO GILA?!" teriak Kevin.

Semua mata tertuju pada Kevin, bukan hanya karena perkataannya yang memotong kalimat ketua OSIS, tetapi juga sangat keras.

"Ekhem, saya waras kok," ucap Ima.

Kevin menoleh kearahnya, lalu menoleh ke Sera lagi, "ASTAGA DEK! GUE UDAH SUSAH-SUSAH BELI DENGAN MENERJANG HUJAN! POTONG-POTONGIN DENGAN GUNTING KARATAN YANG DICARI HAMPIR LIMA JAM! DAN LO BUANG BEGITU AJA?!"

"Mohon maaf, kalau mau berantem tunggu saya pidato dulu ya, hehe." Ima tersenyum canggung.

"SIAPA LO!" teriak Kevin yang sudah emosi.

"Kalau begitu saya akhiri. Wassalamu'alaikum." Ucap Ima singkat, dia turun dari panggung sambil sesenggukan.

"Waalaikumsalam."

"Wow!" puji Sera.

Jingga menahan tangan Kevin, "Astaga, kenapa sih?! Sabar dulu, ketua OSIS sampai kamu bentak."

Kevin meluluh, tapi tetap menatap tajam Sera. Kevin menarik tangan Jingga yang juga menarik tangan Sera, mereka menuju tempat yang agak sepi.

 "Dia nih! Dia yang nyuruh aku bikin bintang biar kita lolos tanpa ngapa-ngapain. Aku buat itu biar mirip yang asli, persiapannya plus bikin aja delapan jam! Eh, malah dia buang!" marah Kevin.

"Beneran, Ser?" tanya Jingga, yang diangguki oleh Sera.

Jingga menepuk dahinya, Ia tidak habis pikir dengan Sera.

"Gue mau jahilin dia doang, tanpa itu kita bisa menang. Ayolah!"

Kevin menghembuskan nafas kasar, "Terus gimana nasib usaha gue? Sia-sia dong!"

Sera tersenyum, "Nah itu, itu ibarat hidup lo, Vin."

"Hah?!" ucap Kevin.

"Tapi, sekarang udah nggak sia-sia!" seru Jingga yang duluan paham.

Kevin menatap Sera, "Udah beda cerita."

Sera memutar bola matanya malas, "Iya-iya."

"Jadi?" tanya Jingga.

Lihat selengkapnya