Keesokan paginya, seperti biasa Edwin datang lebih pagi ke kantor, mengecek kedisiplinan pegawainya secara langsung. Potong gaji! Adalah hobinya. Ia gemar sekali mengurangi hak karyawannya itu, apabila mereka terlambat sedetik saja. Namun pagi itu sepertinya karyawannya tidak ada yang terlambat. Edwin merasa kecewa, ia gagal mengurangi pengeluaran perusahaan. Ah bodohnya! jelas saja tidak ada yang terlambat, karyawannya yang bekerja di lantai 4 telah ia perintahkan untuk tidak pulang sebelum pekerjaan selesai. Sepertinya mereka memutuskan untuk menginap. Edwin dengan bersemangat naik ke lantai 4. Sambil tersenyum, ia sudah tidak sabar membayangkan wajah karyawannya yang mengantuk, kesempatan baginya untuk memotong gaji mereka bila tidur saat jam kerja hari ini.
Edwin kemudian menuju lift untuk menuju ke lantai 4. Liftnya kemudian membuka, ia disambut sekertaris pribadinya, Clara.
"Selamat pagi pak Edwin..." Ucap Clara lirih.
"Loh? Ini kan lantai 5?" Edwin sepertinya salah lantai. Kebetulan seluruh lantai 5 adalah kantor pribadinya. Disana hanya ada Clara dan beberapa pegawai cleaning service.
Ia lalu berbalik arah, kembali masuk kedalam lift, menekan tombol lantai 4. Liftnya kemudian turun. Setelah pintu lift membuka, Edwin segera disambut oleh Budi, pegawai divisi sipil dan pembangunan yang bekerja di lantai 3.
"Selamat pagi pak Edwin..."
"Loh Budi... kok kamu disini?"