Lantai 4 (End)

Faizal Ablansah Anandita, dr
Chapter #3

Terus Mencoba

Keesokan harinya, setelah menyelesaikan pekerjaan hari itu, Edwin kembali teringat kejadian kemarin. Ia sekali lagi mencoba untuk menuju ke lantai 4. Namun, baik dengan lift maupun tangga, ia masih gagal kesana. Aneh sekali, ia selalu berakhir di lantai 3 atau lantai 5, Begitu seterusnya, sampai-sampai ia kelelahan mondar mandir menaiki tangga darurat.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Edwin bertanya-tanya dalam hati. Sambil terus mengusap keringat yang membasahi pipinya, pikirannya melantur liar. Apakah karena rumor lantai 4 yang angker itu? Edwin ingat saat ia pertamakali membeli gedung kosong ini, pemiliknya menyinggung soal keangkeran lantai 4. Edwin menelan ludahnya dalam-dalam. Tetapi, mengapa hanya dirinya saja? Karyawan lantai 4 lainnya masih bias keluar masuk lantai 4 tanpa masalah. Hal itu yang terus menghantui pikiran Edwin. Bila terus seperti ini, ia tidak akan bias mengawasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan Joni dan kawan-kawan. Edwin kemudian terus mencoba, di hari-hari berikutnya seorang diri, dan tetap gagal.

Pernah suatu hari, Edwin meminta tolong Joni, untuk mengantarkanya ke lantai 4 dengan lift. Anehnya, meski sudah bersama Joni, lantai 4 tidak lagi bisa mereka raih. Joni pun ikut dibuat bingung. Mereka juga mencoba menggunakan tangga darurat, hasilnya tetap sama. Namun ketika Joni seorang yang menuju lantai 4, ia dengan mudahnya berhasil mencapai lantai itu. Joni tidak percaya apa yang barusan dia alami. Dia berusaha mencoba melakukannya sekali lagi bersama Edwin, namun Edwin menolak. Ia lalu lalu mengancam Joni agar tidak menceritakan peristiwa ini pada karyawan lain.

Sudah satu bulan Edwin tidak bisa ke lantai 4, dan selama itu juga ia terus mencoba. Lantai demi lantai, tangga demi tangga, selalu Edwin jelajahi setiap hari. Sampai badannya mengurus, kulitnya memucat, dan rambut putihnya muncul satu persatu. Seolah Lantai 4 gedung itu telah mengutuknya.

Joni tidak perlu repot-repot menceritakan hal itu pada karyawan lain, dari gelagat Edwin sendiri, mereka semua sudah curiga. Seorang karyawan yang kenal dengan pemilik gedung ini sebelumnya, menuturkan bahwa gedung ini memang angker, terutama lantai 4. Tetapi keanehan itu hanya menimpa Edwin saja. Karyawan lain-pun merasa takut dengan keanehan itu. Namun tidak sedikit dari mereka justru mengejek Edwin di belakang, beberapa lain merasa iba dengan kondisi bosnya yang makin melemah tiap harinya. Karyawan terdekat Edwin seperti Clara, Budi dan Joni berusaha mengingatkan, namun ia tidak menggubris.

Lihat selengkapnya