"Benar pak... selamat, ini kue tart pemberian dari kami." Salah seorang karyawan perempuan kemudian menyodorkan sebuah kue tart yang bertuliskan "Turut berduka cita". Edwin kaget setengah mati melihat tangan karyawan yang menyodorkan kue padanya. Tangan itu hanya tersisa tulang belulang saja. Joni kemudian mengalungkan sebuah simpul tali ke leher Edwin. Salah seorang karyawan lain tidak sabaran, ia mendekati kue tart itu dan meniupnya terlalu kencang, sehingga lilin yang masih menyala terlempar ke wajah Joni. Joni pun tertawa, ia mengusap mukanya yang terbakar api itu sehingga hanya menyisakan daging dan bola matanya yang hampir copot. Mereka berlima tertawa melihat kejadian itu, tapi tidak dengan Edwin.
"LOH!! INI ADA APA?!!! KALIAN SIAPA??!!" Edwin ketakutan sekaligus bingung.
"Loh kami karyawan bapak... masa bapak lupa?"
"SETAAN!!!! KALIAN BUKAN KARYAWANKU!!!!" Edwin berteriak histeris.