Sekian perkuliahan hari ini, kita bertemu lagi minggu depan. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatu."
Nadira merapikan buku catatan dan memasukkan ke dalam tas ransel hitam dengan segera. Baru saja dosen ke luar ruangan, perempuan itu turut meloloskan diri. Langkahnya terlalu cepat hingga mendahului pak dosen.
Tak ada tegur sapa, Nadira terus saja melewati hilir mudik mahasiswa yang berpapasan dengannya. Manik hitam itu terus menatap jalan dengan fokus dan kaki jenjang itu terus melangkah cepat ke tempat tujuan.
Nadira berdiri di trotoar jalan menunggu jemputan langganannya. Body berwarna merah dengan kaki empat berwarna hitam kian mendekat. Tangan kanan Nadira melambai sembari mengacungkan telunjuk.
Mobil berhenti, terdengar suara nyaring setelahnya. "Ps Mall, Ampera, Benteng, Enam Belaaaas."
Nadira langsung masuk dan duduk di kursi kosong, samping sopir. "Nggak mengetem kan, Pak? " tanya Nadira.
Pak sopir tak memperdulikan. Kepalanya terus celingak-celinguk memperhatikan sekitar barang kali masih ada yang mau naik di mobilnya.
"Pak, ditanya lho ini!" seru Nadira membuat Pak sopir akhirnya menjawab.
"Kalo nggak mau mengetem, mending pake ojek online aja, Neng. Saya mau cari rezeki juga."
Nadira mendengus sebal. Ia melirik ponsel dengan gelisah, takut jika ada yang menghubungi.
Benar saja, belum sampai satu detik layar ponsel Nadira kini menyala. Gegas perempuan itu membuka whatsapp masuk.
Sudah jam berapa Nadira? Katanya pulang jam 4. Sekarang sudah jam 4.30.
Koko akan potong gaji kamu hari ini.
"Astagaaaa!" teriak Nadira membuat Pak sopir di sebelahnya kaget.
"Pak, sudah lima belas menit lho, bisa-bisa aku telat masuk kerja, terus diomelin sama bos," adu Nadira yang akhirnya membuat Pak sopir luluh dan menancapkan pedal gas.
Meski lelah, Nadira berusaha berlari secepat kilat. Bagaimana tidak jadwalnya sudah terlewat lebih dari setengah jam.
"Stoooooop."
Baru saja hendak memasuki ruangan langkah Nadira mendadak berhenti. Sepasang tangan merentang di penjuru pintu.
"Pukul empat lebih empat puluh lima menit. Hari ini potongan gaji kamu 45.000."
"Tapi, Ko, Nadira telat hari ini karena Pak sopir yang kelamaan ngetem, bukan sengaja niat mau telat, Ko." Dengan wajah sedih dan murung perempuan itu mengajukan pembelaan.
Namun sayang pembelaan itu tak berhasil. Bosnya terlalu sering menerima alasan dari Nadira.