SANG DUKUN

Ikhwanus Sobirin
Chapter #24

Pesona Pria

Air suwuk dari Pak Moelyono seakan menipiskan gelora cintaku. Rugi tatkala memacu kobar cinta tiada henti, namun hanya penderitaan dan penghianatan yang ia balaskan. Lukaku teralihkan. Yah, memang hidup harus lekas beralih. Bangkit dari keterpurukan, menuju gerbang kebahagiaan.

Si Mbok mengajakku menjalani hari seperti biasa. Menganggap tak pernah terjadi apa-apa. Genteng yang kemarin goyah oleh goyangan angin, ia pancangkan kembali. Senyumku memuai melihat wanita gagah itu menata atap dari ketinggian. Melihatnya sehat bugar, hati menoreh kebahagiaan. Itulah sejatinya arti kebahagiaan, bahagia tatkala melihat keluarga bahagia.

“Mbok, hati-hati! Awas jatuh!” waspadaku. Suara krenteg atap, seolah mematahkan usuk-usuk22 penyusunnya.

Leherku menoleh ke arah depan. Samar-samar, kulihat seorang pria tegap, datang.

“Eh, ada tamu?! Monggo masuk!

“Permisi, Mbak. Mau tanya, apa betul ini rumahnya Mbak Lasmini?” tanya si tamu ini malu-malu.

“Iya, be, betul,” gugupku memandang tiba-tiba muncul sesosok lelaki muda begitu rupawannya.

“Boleh saya masuk, Mbak?”

“O, iya, si, silakan masuk, Mas.”

Kuarahkan tamuku ini menempati kursi.

“Ma, maaf. Rumah saya seperti kandang ayam. Kotor. Berantakan.”

Lihat selengkapnya