“You and Me,
Never see what's hiding out”
“Aku akan memakai ini” Reon mengambil jaket putih milik Alex yang ketinggalan di jok tengah untuk menutupi penyamarannya yang sudah terbongkar.
Meskipun ia yakin para fansnya yang merupakan beberapa orang gadis tadi itu pasti sudah pergi tapi tetap saja berita pasti sudah tersebar di media sosial. Reon juga sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dan mencari gang sempit dan gelap dari tempat parkir mereka di kawasan Boulevard Haussmann itu agar orang – orang tidak dapat melihat mereka. James menatap Reon dengan malas sambil menggelengkan kepalanya. Reon melepas topi hitamnya dan kemudian memakai topi jaket itu kemudian barulah ia memakai topi hitamnya kembali. Ia mengambil masker baru yang berwarna putih menggantikan masker hitamnya.
“Sebaiknya kau melepaskan topi hitammu. Kau terlihat aneh”
“Aneh?” Reon menatap penampilannya di kaca mobil dan tersenyum simpul.
“Justru baguskan. Orang – orang tidak akan percaya bahwa ini aku. Aku akan segera kembali” ucap Reon diiringi dengan pintu mobil yang tertutup.
“Dasar anak itu” James menggerutu sambil mengawasi Reon yang sudah berjalan jauh dari mobil dan kemudian berbelok sambil mengendap – endap dan memperhatikan sekitarnya.
Reon menyusuri jalur di mana mereka tadi berlari sambil melihat dengan detail ke sekitarnya mencari benda persegi panjang itu. Ia berjalan dengan pelan dan tetap memperhatikan orang – orang disekitarnya takut ada yang mengenalinya. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore dan tempat itu semakin ramai. Reon berjalan dengan gelisah karena masih saja tidak menemukan ponselnya, dia hampir sampai di depan toko ‘MADAME TAILOR’S’ tempat di mana mereka ketahuan dan kemudian lari karena dikejar oleh wave – sebutan untuk para penggemar WHALIEN.
‘Seharusnya ada di sini, tapi kenapa tidak ada. Apa ada orang yang memungutnya’ pikir Reon dengan bingung sambil tetap menunduk sambil mencari ponselnya. Ia tidak sadar bahwa bahwa tak jauh di depannya ada orang lain yang sedang berdiri memunggunginya.
Bbukk!
‘Awwu…’
Reon terkejut ketika sadar bahwa ia telah menabrak seorang gadis dan membuatnya terjatuh. ‘Hmm, apa badanku sekeras itu sampai wanita ini bisa terjatuh’. Pikir Reon. Tapi ia sadar ini kesalahannya karena tidak melihat ke depan. Ia mengulurkan tangannya untuk menolong gadis mungil itu. Tetapi gadis itu tidak memedulikan uluran tangannya dan berdiri sendiri. Gadis itu menatapnya dengan wajah yang kesal.
“Désolé” Ucap Reon meminta maaf dengan bahasa Prancisnya mengira gadis yang ia tabrak adalah orang Prancis asli. Ia menatap ke gadis yang berpakaian kasual dilengkapi dengan cardigan merahnya itu. Mata biru kelamnya bertemu dengan mata abu – abu kebiruan gadis itu. Dia tersadar bahwa gadis itu bukan orang Prancis, ia baru saja ingin meminta maaf dengan bahasa inggris tetapi terhenti karena mendengarkan jawaban gadis itu yang mengatakan tidak apa – apa dalam bahasa Prancis. ‘Sepertinya penyamarannya berhasil karena gadis ini tidak mengenalinya.’ Reon kemudian menganggukkan kepalanya kemudian berlalu melewati gadis itu untuk kembali mencari ponselnya yang tetap saja tidak menemukannya di mana pun. Dia sudah berada di depan toko ‘MADAME TAILOR’S’.
“Kau mencari ini ?”
Reon menatap gadis yang tidak sengaja ia tabrak tadi itu menunjukkan benda pipih persegi panjang hitam itu padanya. Ternyata benar dugaannya. Pantas saja ia tidak bisa menemukannya di mana pun.
“Ternyata kau yang menemukannya. Terima kasih” ucap Reon sambil mengulurkan tangannya meminta gadis itu menyerahkan Iphonenya.
“Apa kau benar pemiliknya” ucap gadis itu dengan polos tetap menahan iphone milik Reon.
“Apa ?”
“Bisa saja kau mengaku – ngaku. Sebutkan passwordmu. Jika ini memang milikmu pasti akan terbuka” ucap gadis itu dengan percaya diri sambil memicingkan matanya curiga.
Reon tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Gadis yang ia kira sangat polos tetapi ternyata menyimpan rasa keberanian yang tinggi. Reon melipat tangannya didada menatap lurus ke gadis itu. Dia sebenarnya ingin bermain – main dengan dengan gadis itu tapi tidak ada waktu lagi. Dia harus cepat kembali.
“3Elpízo” Ujar Reon dengan suara bariton rendahnya yang dapat membuat orang yang mendengarnya merasakan getaran aneh seakan ingin mendengar suara itu lagi. Reon melihat gadis itu sedikit terkejut ketika mendengarkan jawabannya. Gadis itu pun mulai mengetikkan password yang dikatakan Reon. Layar kunci Iphone itu terbuka dan membuktikan bahwa Reon memang benar adalah pemiliknya. Gadis itu menatap Reon dengan rasa bersalah karena sudah bersikap tidak sopan.
“Maafkan aku karena tidak bersikap sopan padamu. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau benar – benar pemilik iphone ini” ucapnya sambil memberikannya pada Reon. Reon mengambilnya kemudian menatap gadis itu lagi sambil menganggukkan kepalanya.
“Merci” ucap Reon berterima kasih pada gadis itu dan segera pergi dari situ dengan cepat tanpa mendengar jawaban dari gadis itu lagi.
Syukurlah tidak ada yang sadar akan dirinya. Pikirnya sambil setengah berlari. Ia berbelok ke kiri dan menemukan mobil sedan hitam yang tak jauh di depannya. Suara pintu mobil yang terbuka mengejutkan James yang setengah tertidur di mobil karena bosan menunggu Reon.
“Bagaimana?Kau mendapatkannya ?”
“Yaa” Ucap Reon sambil menunjukkan Iphone miliknya pada James.
“Apa ada hal penting di situ?” Tanya James yang kemudian menyadari pertanyaan bodohnya. Reon tidak mungkin repot – repot mencari ponsel itu kalau tidak ada file penting di dalamnya.
“5 file demo untuk lagu baru kita” ucap Reon dengan nada ringannya.
“Syukurlah aku tidak harus merekam ulang lagi” tambahnya lagi sambil menghela nafas lega.