Last Fairy

gdnightiris
Chapter #2

Hari Berburu Peri

Di satu titik tersembunyi, yang letaknya tak begitu jauh dari sebuah bangunan tinggi, Orion terus berdiri mengamati. Seorang perempuan berkaos lengan panjang nampak telah berdiri di tepian puncak bangunan tinggi tersebut sedari tadi. Seolah-olah tak sedikit pun gentar dirasakannya selagi harus menantang bahayanya sendiri. Persis beberapa kali Orion bertemu dengannya sebelum ini. 

Ah, benar. Orion baru saja mengingatnya. Meski sudah dipertemukan beberapa kali, Ia masih belum tahu siapa nama perempuan itu. Mengingat beberapa waktu pertemuan mereka yang aneh itu, memang tak sempat menuntun mereka sampai ke sana. 

Entah kenapa tiba-tiba aku jadi ingin tahu namanya. Sementara hatinya mengutarakan perasaan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, mata abu-abu Orion memancarkan kekhawatiran yang juga tak pernah Ia rasakan pada perburuan-perburuan sebelumnya. Sebuah perasaan yang tidak seharusnya Ia punya, lantas berusaha untuk diabaikan pada akhirnya.

Biarpun begitu seharusnya aku hanya fokus pada perburuan ini. Dari sebuah perasaan yang tidak seharusnya dimilikinya, Orion berusaha untuk melepaskan dirinya. Mengalihkan sebentar pandangannya dari perempuan berkaos pastel itu, Ia lalu menatap sebuah gelang yang melingkar di tangan kirinya. Seolah-olah disanalah Ia bisa mendapatkan kembali fokus yang memudar lantaran tergerus perasaan yang seharusnya tak pernah dipentingkan. 

Detik berlalu sejak Orion mulai menatap gelang yang melingkar tepat di atas bekas luka bakarnya itu, tiba-tiba gelang itu mulai menyala. Mengedipkan warna cahaya biru sebagai sebuah tanda tanpa suara. Tanda bahwa target perburuan yang telah dinanti-nantinya itu, kini tengah mendekat ke arahnya. 

Meninggalkan gelang di tangan kirinya yang kini menyala, Orion segera mengembalikan perhatian ke arah semula. Arah puncak gedung berlantai enam yang berdiri tak berapa jauh dari hadapannya. Puncak gedung bangunan tinggi tempat perempuan berkaos pastel itu tengah berada.

Tak lantas berhasil melihat target buruan yang diinginkan, Orion masih perlu menunggu sedikit waktu berlalu sampai perempuan berkaos pastel itu akhirnya bergerak dari tempatnya. Naik melangkahi pagar pembatas tepi, untuk kemudian memasrahkan pijakannya. Tepat pada saat itulah, Orion melihatnya. Satu perempuan lain yang datang berlari tergesa, untuk menangkap segera tangan perempuan berkaos pastel menggunakan segenggam keajaiban dalam tangannya.

Itu dia.

Mengenakan hem putih longgar sebagai atasan dari celana jins panjang, perempuan yang juga mengenakan topi baseball sebagai penyamarannya itu adalah Peri.

Berbeda jauh dengan Peri yang digambarkan dalam fiksi atau animasi selama ini, wujud mereka Para Peri tak ubah Manusia pada umumnya. Tanpa sepasang sayap yang terlihat di balik punggungnya, siapapun akan merasa kesulitan untuk menemukan identitasnya.

Meski begitu, bukan berarti tak memiliki satupun perbedaan dengan Manusia, jelas ada satu perbedaan untuk mengetahui identitasnya. Perbedaan yang meskipun begitu tak bisa dikenali oleh sembarang mata. Sementara mata penyihir yang telah dimiliki Orion saat ini adalah salah satunya.

Berbeda dengan manusia yang memiliki warna kulit paling terang sekalipun, kulit mereka Para Peri bersinar dengan terangnya. Seolah-olah terdapat cahaya putih yang menempel pada bagian bawah kulitnya, sering kali sinar matahari menyamarkan perbedaan itu sebagai sebuah aura yang memancar alami melalui pandangan manusia hampir menemuinya.

Meski memang tersamarkan secara alami oleh bantuan sinar matahari di waktu siang hari, sinar terang pada kulit mereka Para Peri tak lagi bisa disembunyikan pada waktu malam tiba. Atas dasar meminimalisir kekeliruan dalam menentukan target perburuan, Para Penyihir Keji seperti Orion akhirnya membuat ketetapan waktu petang adalah waktu terbaik untuk meletakan umpan. Waktu dimana fokus mereka Para Peri mulai terbagi pada dua hal… segera menyelesaikan tugasnya, atau bergegas pergi untuk sementara bersembunyi menunggu pagi.

Ada berbagai cara yang bisa Para Penyihir Keji lakukan untuk menangkap Peri buruannya sendiri. Cara paling mudah untuk dilakukan adalah menebarkan Serbuk Hitam pada buah-buahan ataupun bunga-bungaan yang tumbuh di sekitar Telaga Peri. Hanya saja karena sudah terlalu sering digunakan oleh Para Penyihir Keji, cara itu mulai diketahui oleh Para Peri hingga akhirnya menjadi cara yang tidak efektif lagi. 

Butuh waktu sehari penuh untuk Orion duduk mempertimbangkan cara yang akan digunakannya pada perburuan terakhirnya ini. Ketika kedatangan tak terduga perempuan itu ke tepi Telaga Peri, akhirnya membantu Orion untuk membuat keputusan. 

Aku akan menggunakan perempuan sebagai umpan…

Bersamaan dengan jatuhnya tubuh perempuan manusia itu ke dalam Telaga Peri yang tiba-tiba kembali ke dalam ingatan… BYUR! tubuh Peri bertopi baseball itu terjungkal dari puncak bangunan. 

Meluncur berkejaran dengan tubuh perempuan berkaos pastel yang mulanya hendak diselamatkan menggunakan keajaiban diujung tangan, perempuan Peri itu tak sempat menyadari bahwa sebenarnya perempuan manusia itu tak lebih dari sekedar umpan. 

Lihat selengkapnya