Last Seen

madeinnight
Chapter #2

Awal Kemenangan

“Dunia yang keras akan melunak kepada mereka yang menjadi tegar.”

°°°

Tegak grak!

Upacara selesai.

Peserta upacara dilarang meninggalkan lapangan upacara. 

Riuh hari ini begitu ramai, setelah semua murid SMA Cemerlang melaksanakan kegiatan upacara bendera Merah Putih setiap hari senin. Hari ini adalah hari pertama kembali sekolah setelah libur ajaran tahun baru, berarti hari ini juga adalah hari pengumuman ranking paralel. Seperti yang kita ketahui, ranking paralel adalah ranking keseluruhan 1 angkatan di sekolah. Setiap tahunnya SMA Cemerlang selalu mengumumkan siapa saja yang mendapat ranking paralel itu, bayangkan saja apabila sudah 3x berturut-turut mendapatkan penghargaan itu maka ia akan mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri dengan bebas memilih Universitas mana yang mau ia tuju. 

Keadaan menghening, ketika pak Rahmad mengambil alih microphone dari protokoler upacara. 

“Test. Cek, cek.” ia mengecek apakah suaranya sudah masuk melalui mic atau belum. “Apakah suara saya terdengar?” tanyanya.

“Terdengar pak!!” teriak semua murid yang berdiri ditengah lapangan itu dengan antusias.

“Nah, sepertinya semangat semua ya hari ini! terlihat cerah semua ini wajahnya, secerah brightness hp ibu kalian ya.” 

“Hahahaha,” sorak tawa murid SMA Cemerlang. 

“Baik, tidak membuang waktu lama izinkan saya untuk menyampaikan pengumuman dan nasehat-nasehat untuk anak-anakku semua hari ini. Yang pertama, saya ucapkan selamat kembali ke sekolah tercinta kita SMA Cemerlang. Setelah menikmati waktu liburan yang sangat panjang, pastinya kita semua memanfaatkan waktu liburan untuk merefreshing diri. Seharusnya, setelah liburan kita harus semakin semangat belajar dan memanfaatkan waktu untuk terus berlatih dan mengembangkan diri. 

Hari ini juga adalah hari yang paling kita nanti-nanti, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada mereka yang mendapatkan ranking paralel di SMA Cemerlang. Apakah kalian sudah paling percaya diri untuk mendapatkan penghargaannya?” tanya pak Rahmad yang semakin membuat antusiasme semua murid.

“Pede dong pak!” sorak semua siswa laki-laki murid kelas 12 IPS.

“Pasti saya pak!” teriak seorang siswi di barisan paling depan sambil berjingkrak-jingkrak antusias.

“Kak Devan lagi deh kayaknya untuk perwakilan kelas 12.” celetuk siswi kelas 11 IPS itu kepada temannya.

“Pastilah. Secara kan kak Devan jenius banget woy!”

Lihat selengkapnya