(Flashback Jun Akane)~
Tinggal sedari kecil bersama orang tua perempuan saja, yang mana dia sering pulang dalam keadaan kelelahan karena kerja keras banting tulang untuk menghidupi 2 mulut , membuat Jun menjadi sosok yang selalu ceria karena merasa bersalah terhadap bundanya itu. Hori Akane, itu namanya.
Setelah orang tua laki-laki Jun meninggal dunia & tak ada keluarga lain yang bisa mereka andalkan , Hori mulai bekerja untuk menghidupi dirinya & Jun yang saat itu baru berumur 5 tahun.
Suatu hari, ada saat dimana Hori pulang terlambat karena pekerjaannya.
Saat itu hari sudah mulai petang dengan awan yang mulai gelap & suara gemuruh terdengar, membuat Hori mengingat Jun yang sendirian di rumah.~
"Jun..😫!" Teriak Hori setelah ia mendengar suara petir bergemuruh, lalu segera berlari menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, Hori melihat sebuah mangkuk pecah sehingga sayuran yang ada didalamnya tumpah & mengotori lantai dapurnya. Hori yang tak melihat Jun mulai panik dan memanggil Jun, tak lama kemudian suara tangisan kecil di bawah meja makan terdengar.
Hori yang tadinya panik , perlahan membungkukkan kepalanya ke bawah meja makan . Dibawah sana, terlihatlah Jun kecil yang sedang berjongkok sambil menangis ketakutan.
"Jun..?". Panggil Hori sambil mengulurkan tangannya pada Jun yang saat itu sedang menundukkan kepalanya ketika dia berjongkok.
Mendengar suara lembut sang bunda yang memanggil namanya, Jun yang tadinya sempat menangis perlahan mengangkat kepalanya sambil mengusap matanya yang basah, lalu memandang bundanya seraya berkata.~
"Bunda...😦 udah pulang?😊 Maaf yah bunda, aku ga denger bunda datang. Suara petirnya gede 😄." Kata Jun dengan wajahnya yang tersenyum pada bundanya itu.
Mendengar & melihat Jun yang menjawabnya seperti itu, Hori hanya bisa terdiam.
"Oh iya bunda, aku buatin bunda makanan . Bunda past . . . i😞."
Jun melihat semangkuk sayur yang ia masak untuk bundanya berserakan di lantai.
"Maaf bunda Jun ga sengaja." Kata Jun merasa bersalah.
"Gapapa kok, ini Jun yang buat?"
"Mm, Bu guru di sekolah yang ngajirin Jun. Dia bilang, sayur-sayuran hijau bagus untuk orang yang kelelahan, tapi Jun malah numpahin mangkuknya😩 maaf bunda !" Jelas Jun sambil menganggukkan kepalanya diakhiri dengan menghela nafas lalu menundukkan kepalanya.
Hori yang merasa haru sekaligus merasa bersalah mendengar perkataan anaknya itu berkata.~
"Gimana kalau kita masak lagi?" Tanya Hori.
"Tapi bunda pasti cape?"
"Gapapa kok, bunda juga pengen makan makanan yang Jun masak untuk bunda . Gimana? Mau?" Tanya Hori kembali.
Jun pun akhirnya menganggukan kepalanya.
Setelah mereka memasak & menyantap makan malam mereka, Jun bersama bundanya lanjut mencuci peralatan dapur mereka.
Sampai saat itu hujan & gemuruh petir masih terdengar.~
"Heeee.. padahal masih ada suara petir tapi Jun gak takut, bukannya tadi Jun bilang takut sama petir??" Tanya Hori.
"Jun ga takut kok 😔 !" Jawab Jun sambil cemberut mendengar ledekan bundanya itu.
"Jun cuma kaget soalnya ga ada siapa-siapa di rumah, tapi sekarang gapapa kok, kan ada bunda😊 !" Jawab Jun dengan wajah polosnya sambil tersenyum manis kepada Hori.