Pakaianku udah siap di dalam koper besar , semua yang aku butuhkan nanti telah aku rapihkan di dalam tas jinjing yang aku taruh di atas koper tersebut. Aku coba mencari-cari barang apa saja yang belum aku masukkan, tetapi ternyata semua sudah bersih, dan malam ini aku bisa tidur nyenyak karena besok aku akan berangkat menuju tempat tujuanku, tempat dimana aku akan melanjutkan kuliahku, dan juga tempat dimana aku berjanji akan bertemu lagi dengan sasi.
Malam ini aku memandangi langit-langit kamar, memikirkan hari esok dimana aku akan berangkat meninggalkan kampung halamanku dengan waktu yang cukup lama untuk menuntut ilmu. Ya, seperti alasanku di awal bahwa aku mengambil keputusan untuk melanjutkan kuliahku di tempat itu karena untuk menuntut ilmu. Besok merupakan awal langkahku menggapai semua cita-citaku dan harapanku.
Aku mengambil handphoneku dan mengirim pesan singkat kepada sasi, soal keberangkatanku besok.
“sas, aku besok berangkat jam 10 pagi, paling nyampenya jam 12. Kamu jam segitu udah bangun kan? kalau bisa besok tolong jemput aku di bandara ya.”
Aku pun meletakkan handphone ku setelah mengirimkan pesan kepada sasi.
Tiba-tiba handphoneku bergetar, aku mendengar dengan seksama, ini seperti suara nada panggilan masuk, bukan pesan. Aku langsung mengambil handphoneku untuk melihat telepone siapa yang masuk. di layar handphone terlutis nama “Sasi”. Aku pun langsung menerima panggilan tersebut. Terdengar di seberang sana seseorang yang memanggil namaku.
“halo jo.”
“ya sas, tumben kamu udah malam gini nelpon?”
“nggak bisa gitu aku nelpon? aku cuma pengen denger langsung dari kamu. Apa bener besok kamu jadi berangkat kesini” tanya sasi
“ya dong jadi, ni baru beres packing aku. ntar jemput ya besok sekitar jam 12an aku nyampenya”
“oke pasti, besok aku jemput kamu, nggak sabar pengen ketemu kamu. See you tomorrow ya”
Kami pun menyudahi pembicaraan telepone kami.