Latte di Antara Kita

slya
Chapter #3

Keputusan Terberat

Pada kenyataannya hidup ini adalah seni menggambar tanpa penghapus, jadi berhati-hatilah dalam mengambil keputusan dalam setiap lembaran berharga dalam hidupmu.

“Keputusan mamah sudah bulat. Minggu depan kamu ke Jakarta!” final Wulan seraya pergi meninggalkan kamar Atte.

Atte menghela nafas kasar lagi dan lagi perdebatan dimenangkan oleh Ibunya tanpa mendengar penjelasan dari Atte. Terlihat egois memang semua yang Atte utarakan tidak pernah didengar oleh Wulan.

“Mamah egois,” teriak Atte tanpa sadar liquid being menetes di bola mata coklat miliknya.

“Ayah kenapa ayah tega sama aku, dari kecil hidup aku sudah seperti dipenjara Yah.”

“Engga ada yang sayang sama aku.”

"Engga ada yang pernah mengerti perasaan aku, engga ada yang mengerti apa yang aku mau,” teriak gadis itu terlihat sangat kecewa.

Gadis itu membaringkan tubuhnya di kasur berukuran king size bermotif bunga, liquid beningnya tak hentinya menetes menandakan dirinya sangat tertekan dan kecewa.

DoReMi

Benda pipih yang tergeletak di nakas berbunyi menandakan ada pesan masuk ke dalam benda berlogokan apel digigit. Atte sudah hafal nada pesan itu karena ia sengaja memasangnya khusus.

WhatsApp

Bii❤

Sayang bangun! Jangan lupa ya Hari ini pukul 13.00 WIB kita ada tes untuk masuk ke Perguruan Tinggi.

Pesan WhatsApp yang masuk dari kekasihnya itu membuat Atte semakin bersedih. Pasalnya hari ini dirinya akan mengikuti tes Ujian bersama dengan kekasihnya untuk masuk ke perguruan tinggi harus di kubur dalam-dalam. Semangat yang membara membuat gadis cantik berkaos paris itu lemas. Universitas dan Jurusan yang ia impikan harus terpaksa ia relakan demi kebaktian anak kepada ibunya.

Apa kalian pernah merasakan bagaimana jadi Atte ketika dirinya harus mengubur impian dalam-dalam setelah 1 tahun penantian. Atte memang anak yang tidak pernah setengah-setengah dalam berusaha, satu tahun ia belajar soal-soal dalam buku panduan SBMPTN hanya untuk bisa masuk perguruan tinggi tahun ini.

"Mamahhhhhh jahatttt," teriaknya.

Drrrtt ... Drrrttt ...

Panggilan masuk dari kekasihnya membuat Atte terdiam.

"Hallo, Assalamualaikum sayang."

Tak ada respon apa pun dari gadis itu, ia bahkan tidak tahu harus menjelaskan apa kepada kekasihnya yang sudah menemani dirinya berjuang untuk masuk perguruan tinggi.

"Atte sayang kenapa diam? hallo."

"I... Iya Bii." Gadis itu terlihat gugup.

"Kamu kenapa? Sehat kan? Aku tahu kamu baru bangun tidur ya."

Lihat selengkapnya