Latte di Antara Kita

slya
Chapter #24

Tiba-tiba Skripsi

Perjuangan Atte untuk sampai pada titik ini sungguh tidaklah mudah. Dalam perjalanan hidupnya, sudah banyak kekecewaan yang harus diterima, begitu banyak kehilangan yang dirasakan. Namun, di tengah segala ujian itu, Atte tetap memilih untuk tersenyum, berpegang teguh pada keyakinan bahwa Tuhan memiliki rencana terbaik untuknya.

Setelah menyelesaikan praktikum klinis dan beberapa mata kuliah yang cukup menantang, kini Atte berada di semester 10, sebuah titik penting dalam perjalanannya. Semester ini menjadi waktu bagi Atte untuk fokus pada penelitian skripsinya, sebuah tahap yang menuntut ketelitian dan dedikasi penuh.

Di tengah kesibukan akademisnya, Atte juga telah melewati banyak hal dalam hidupnya. Belajar dari kejadian dua tahun yang lalu, Atte kini telah berdamai dengan kekecewaan yang sempat membelenggu hatinya. Dia perlahan mengikhlaskan semua yang telah terjadi, meski rasa sakit itu pernah begitu dalam. Bagi Atte, Agga tetaplah seseorang yang memiliki tempat istimewa di hatinya, dan ruang itu takkan pernah tergantikan, tidak peduli berapa lama waktu berlalu.

Itulah sebabnya, hingga sekarang Atte masih sendiri. Dia belum merasa siap atau tertarik untuk mencari pengganti Agga, meski ada orang lain yang mencoba mendekatinya. Alden, misalnya, telah menunjukkan perasaannya dengan jelas, tetapi Atte tak menghiraukannya. Bagi Atte, Alden hanyalah seorang sahabat, tidak lebih dari itu. Perasaan yang Alden tawarkan tak mampu menggoyahkan tempat Agga dalam hatinya.

Atte memilih untuk fokus pada dirinya sendiri, melanjutkan perjalanan hidupnya dengan tenang, sambil terus menjaga kenangan dan perasaan itu tetap tersimpan rapi dalam ruang hatinya yang terdalam.

Atte sudah tahu perasaan Alden terhadapnya sejak lama. Dia masih ingat dengan jelas bagaimana Alden, dalam momen yang penuh ketenangan, mengungkapkan perasaannya. Namun, dengan lembut, Atte menolak perasaan tersebut, bukan karena tidak menghargai Alden, melainkan karena dia lebih melihat hubungan mereka dalam lingkup persahabatan yang erat. Dengan kata-kata yang penuh kehati-hatian, Atte mencoba memberikan pemahaman kepada Alden, dan mereka sepakat untuk tetap menjadi sahabat, selamanya. Keputusan itu diterima oleh Alden dengan baik, karena bagi keduanya, persahabatan mereka adalah hal yang paling berharga.

Di tengah kesibukan semester ini, Atte jarang bisa meluangkan waktu untuk berkumpul bersama Fazza dan Alden. Meskipun mereka sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing, komunikasi mereka tetap terjaga dengan baik melalui aplikasi WhatsApp. Pesan-pesan singkat dan panggilan sesekali sudah cukup untuk memastikan bahwa mereka tetap saling mendukung.

Namun, tantangan yang terbesar bagi Atte saat ini adalah mencari judul penelitian yang akan digunakan untuk skripsinya. Dia sudah membaca berbagai macam referensi, mencoba memahami isu-isu yang paling relevan dalam bidang kedokteran, khususnya bedah. Setelah proses pencarian yang cukup panjang, akhirnya Atte menemukan topik yang menarik perhatian dan penting untuk diteliti.

Judul skripsi yang dipilihnya adalah: "Analisis Efektivitas Teknik Bedah Laparoskopi pada Pasien dengan Apendisitis Akut: Studi Perbandingan dengan Metode Bedah Konvensional."

Judul ini dipilih karena metode laparoskopi semakin populer dalam dunia bedah modern, terutama untuk operasi darurat seperti apendisitis, dan Atte ingin mendalami perbandingan antara teknik modern ini dengan metode bedah konvensional dalam hal efektivitas, pemulihan pasien, dan risiko komplikasi.

Lihat selengkapnya