Latte di Antara Kita

slya
Chapter #31

Aku Menyerah Aga

Makanan di meja mulai berkurang, dan suasana makan malam semakin santai. Atte dan Faza terus menikmati hidangan sambil berbincang-bincang ringan, tetapi pikiran mereka tetap tertuju pada Alden.

"Kadang-kadang aku juga khawatir, apakah Alden terlalu banyak beban kerja atau ada masalah lain yang mengganggu dia," kata Faza sambil menyendok ramen terakhirnya. "Tapi kita harus tetap positif. Mungkin dia hanya perlu waktu untuk menyelesaikan beberapa hal."

Atte mengangguk, merasakan kehangatan dari pertemuan malam ini. "Kita memang harus tetap positif. Lagipula, Alden selalu bisa diandalkan. Aku yakin dia akan segera menghubungi kita begitu semuanya selesai."

"Benar juga," ujar Faza. "Dan kita bisa atur waktu untuk bertemu lagi setelah dia kembali. Kita bisa jadi semangat buat dia, terutama setelah segala kesibukan ini."

Atte tersenyum, merasa lebih ringan setelah berbicara dengan Faza. "Iya, semoga begitu. Terima kasih sudah menemaniku malam ini, Za. Ini benar-benar membantu mengalihkan pikiranku dari berbagai hal."

Faza tersenyum balik, "Sama-sama, Te. Aku juga senang bisa ngobrol dan makan enak bareng kamu. Kita harus sering-sering melakukan ini, supaya bisa tetap terhubung dan saling mendukung."

Pelayan restoran kembali menyapa mereka untuk menanyakan apakah ada yang masih dibutuhkan. Setelah memastikan bahwa semua dalam keadaan baik, mereka mulai membayar tagihan dan bersiap untuk meninggalkan restoran.

Sambil berjalan keluar, Atte merasakan rasa syukur atas malam yang menyenangkan ini. Meskipun masih ada pertanyaan tentang Alden yang belum terjawab, dia merasa lebih tenang berkat dukungan dari sahabatnya dan kehangatan makanan yang telah dinikmatinya. Saat mereka meninggalkan restoran, Faza memeluk Atte ringan dan berkata, "Jangan khawatir terlalu banyak, Te. Segalanya akan baik-baik saja."

Atte mengangguk dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Za. Aku benar-benar menghargai dukunganmu."

Mereka berdua melangkah keluar, siap menghadapi hari-hari berikutnya dengan semangat baru, berharap agar segala sesuatu menjadi lebih baik, dan berharap Alden segera kembali ke dalam kehidupan mereka dengan cerita-cerita baru.

Sebelum pulang ke rumah, Atte memutuskan untuk mengantarkan Faza terlebih dahulu ke rumah barunya. Malam itu, jalanan Jakarta relatif sepi, memudahkan perjalanan mereka.

Setibanya di depan rumah Faza, Atte terkesan dengan penampilan rumah baru sahabatnya. Meskipun tidak terlalu mewah dari luar, rumah tersebut menunjukkan kehangatan dan kepribadian Faza dengan penataan interior yang cermat dan penuh rasa estetika. Faza memang selalu memiliki bakat dalam mendekorasi, dan itu terlihat jelas di rumahnya yang nyaman dan berkelas ini.

"Wow, Za, rumahmu benar-benar cantik," kata Atte sambil memasuki area depan rumah yang didesain dengan apik. "Aku suka sekali dengan penataan furniturnya, semua terasa begitu harmonis."

Faza tersenyum bangga. "Terima kasih, Te. Aku memang berusaha membuat rumah ini nyaman dan sesuai dengan seleraku. Meskipun ini bukan rumah yang mewah, tapi aku ingin membuatnya terasa istimewa."

Atte mengangguk. "Dan kamu berhasil melakukannya. Ini sangat menyenangkan. Jarak rumah ini juga tidak jauh dari kampus dan dari tempat aku tinggal, jadi kita bisa sering bertemu."

Faza mengantar Atte ke pintu depan rumahnya dan memberikan pelukan hangat. "Terima kasih sudah mengantarkanku malam ini, Te. Aku senang bisa berbagi kebahagiaan ini denganmu."

"Senang bisa melakukannya, Za," balas Atte. "Jangan ragu untuk menghubungiku jika ada yang perlu dibantu atau jika kamu butuh teman. Aku di sini kapan saja."

Dengan senyum yang tulus, Faza melangkah masuk ke dalam rumahnya sementara Atte melambaikan tangan sebagai perpisahan. Setelah Faza memasuki rumah, Atte berbalik dan kembali ke mobilnya.

Saat mengemudikan mobil menuju rumahnya sendiri, Atte merasa puas melihat sahabatnya bahagia dan memiliki tempat yang bisa dia sebut sebagai rumah. Ia juga merasakan kedamaian malam itu, mengetahui bahwa meskipun kehidupan mereka sibuk, mereka masih memiliki satu sama lain untuk berbagi momen-momen berharga.

Lihat selengkapnya