LDR: Love, Drama, Receh

Muhammad Agra Pratama Putra
Chapter #16

Chapter 16: Kebenaran yang Hampir Terkubur

Langit sore di desa mulai berubah menjadi keemasan. Angin bertiup pelan, seolah membawa bisikan rahasia yang tersembunyi di antara dedaunan. Eny dan Abdul masih berkutat dalam pencarian bukti. Mereka tahu bahwa jika mereka lengah sedikit saja, Dian akan menang dan Faris akan semakin terjerumus dalam fitnah yang dibuatnya.

"Abdul, kita harus menemukan sesuatu yang konkret. Kita nggak bisa cuma sekadar mencurigai tanpa bukti kuat," kata Eny dengan nada serius.

Abdul mengangguk. "Aku tahu. Aku juga nggak mau Faris jadi korban permainan kotor Dian. Tapi kita harus hati-hati. Ayahnya itu bukan orang sembarangan. Kita bisa diusir kapan saja."

Mereka berdua bersembunyi di balik rumah kosong yang ada di pinggiran desa. Dari sana, mereka bisa melihat Dian sedang berbicara dengan seseorang yang mencurigakan. Sosok itu adalah Wira.

"Aku nggak nyangka kamu tega kayak gini, Dian. Aku pikir kamu suka sama aku, tapi ternyata kamu malah ngincer Faris," ujar Wira dengan suara penuh emosi.

Dian tersenyum kecil, senyum yang dingin dan penuh manipulasi. "Kamu terlalu naif, Wira. Faris itu lebih dari sekadar pria biasa. Dia punya sesuatu yang bikin aku nggak bisa melepaskannya. Aku harus memilikinya, dengan cara apapun."

Wira mengepalkan tangannya. "Aku udah ngorbanin banyak hal buat kamu! Aku udah percaya kamu bakal jadi milikku! Tapi sekarang aku sadar, kamu cuma pakai aku buat menghancurkan Faris!"

Dian tertawa kecil. "Kalau kamu benar-benar mencintaiku, kamu akan bantu aku, Wira. Aku janji, kalau Faris sudah jatuh, aku akan bersamamu. Tapi kalau kamu nolak bantuanku... berarti kamu bukan siapa-siapa buatku."

Wira terdiam. Raut wajahnya menunjukkan pergulatan batin yang hebat. Eny dan Abdul yang menguping dari kejauhan saling berpandangan. Mereka tahu, inilah saat yang tepat untuk bertindak.

"Kita harus merekam ini," bisik Eny.

Lihat selengkapnya