Cinta, kadang tak dimulai dari tempat mewah atau momen sempurna. Kadang, cinta tumbuh diam-diam di jalan becek sebuah kampung, di balik pagar bambu, di antara suara ayam berkokok, dan tawa warga yang polos tapi tulus.
Faris dan Yasmin tidak pernah menyangka bahwa perjalanan hidup mereka akan berubah total hanya karena sebuah magang. Tapi begitulah hidup—ia memberi kejutan paling besar lewat hal-hal kecil.
Tiga tahun lalu, mereka berpisah dari kampung dengan hati yang belum benar-benar selesai. Tapi waktu menyembuhkan, dan cinta… ternyata tetap tinggal.
Hari itu, ketika mereka bersanding sebagai suami istri, bukan hanya Jakarta yang menjadi saksi. Dari kejauhan, kampung kecil tempat segalanya bermula ikut hadir lewat layar. Sinyal patah-patah, suara bertabrakan, dan wajah-wajah penuh semangat menembus batas jarak.
Dan Bu Rina… tetap jadi dirinya sendiri.