Rumah mewah di pusat kota C itu terlihat sibuk. Sebuah truk pengangkut barang terparkir di depan pagar rumah itu. Tampak jelas mereka sedang bersiap untuk berpindah. Seorang gadis tampak mengepak barang-barang yang diperlukannya. Dia memasukkan baju-bajunya ke dalam koper. Lalu buku-bukunya dia jadikan satu dalam kardus besar. Dan pernak-pernik kesayanganya dia masukkan dalam ransel yang digendongnya.
"Sudah siap Julie?" Adimas, ayah gadis itu, duduk di samping putrinya. "Maafkan ayah ya. Ayah harus mengembangkan bisnis kita di Australia, jadi untuk sementara kamu harus tinggal dengan keluarga Terrence. Mereka orang baik, mereka jugalah yang dulu membantu ayah saat ayah pertama kali mendirikan perusahaan, jadi tenanglah."
Juliette mengangguk mengerti. "Ayah sudah mengulang itu berapa kali? Aku sudah mengerti ayah, dan aku sama sekali tidak menyalahkan ayah. Jadi cukup dengan penjelasannya okay?"
"Baiklah. Ayah hanya... tidak siap meninggalkanmu sendiri. Kita selalu bersama. Ayah sangat sedih tidak bisa membawamu ikut ke Australia." Adimas memeluk putrinya dengan sayang. Sangat berat baginya berpisah dengan putri kesayangannya.
"Oh Ayah! Aku tidak mau ke Australia. Aku suka Indonesia. Lagipula, aku ingin sekolah di Belleza Artschool. Dan itu hanya ada di kota A. Dan beruntunglah ada teman ayah disana. Tinggal dengan orang yang kita kenal masih lebih baik daripada tinggal sendirian." Juliette mencoba menenangkan ayahnya.
"Baiklah sayang. Ayah akan berusaha sering pulang menjengukmu."
"Iya. Sekarang berhenti menangis Ayah. Aku sudah besar. Aku bisa menjaga diri sendiri."
"Pak, barang-barangnya sudah selesai di packing." Orang dari jasa pengangkut barang menginterupsi perpisahan ayah dan anak yang mengharu biru itu.
"Ah, kalian langsung saja ke bandara, akan ada yang menunggu di bandara dan mengurus semuanya." Adimas memberi instruktri.
"Baik."
"Ayo Julie. Kita ke kota A sekarang." Juliette mengangguk antusias. Mereka memasuki mobil dan segera melaju ke kota A. Dua jam perjalanan dari Kota C menuju kota A terasa begitu cepat bagi Adimas. Dia masih ingin berlama-lama dengan anaknya.
Juliette Pramudita, putri tunggal dari Adimas pramudita yang merupakan pendatang baru di dunia bisnis properti. Berkat tangan dingin dan kerja kerasnya, bisnisnya berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan raksasa di Indonesia. Dan sekarang, dia ingin melebarkan sayap ke Australia. Imbasnya, Juliette yang sudah tidak punya ibu itu, harus dititipkan di rumah sahabat kental Adimas yang kebetulan tinggal di kota A. di kota itu ada Belleza Artschool yang sangat diinginkan Juliette.
Mereka sampai di rumah keluarga Terrence. Juliette mendadak menjadi gugup. Bagaimanapun juga, tempat baru selalu membuat kita gugup kan? Rumah bergaya minimalis itu tampak lengang. Halamannya cukup luas. Ada pohon yang cukup rindang di beberapa tempat. Rumput menghampar dengan rapi dan bunga-bunga yang di tata apik membuat rumah itu tampak sangat asri. Terlihat sekali pemilik rumah suka berkebun.