LEAVE ME

tiacahyanurani
Chapter #2

"Kehilangan adalah suatu tahap dalam kehidupan yang pasti dirasakan oleh setiap insan"

Sabtu pagi yang cerah aku menelusuri jalan menuju ke sekolah. Aku menggunakan motor sport hitam kesayangan ku dan dipadukan dengan helm full face serta jaket kulit berwarna coklat.

Saat memasuki parkiran sekolah, aku langsung menjadi pusat perhatian para siswi-siswi yang sangat mengidolakan ku.

Dan aku memakirkan motor ku serta melepaskan helm yang sedari tadi bertengger dikepala ku. Salah satu kebiasaan ku adalah aku selalu mengibaskan rambut ku setelah melepas helm, dan itu juga merupakan adegan favorit para murid perempuan.

"Pagi Kak Rakha.." Sapa adik kelas yang lewat didepan ku.

"Eh iyaa pagi juga cantik." Balas ku dengan ramah.

Kulihat pipi adik itu langsung merona merah karna malu, semengagumkan apakah diriku ini? Haha

Setelah itu aku langsung menuju lapangan basket, dan kebiasaan ku lainnya adalah aku selalu bermain basket setiap pagi sebelum bel masuk berbunyi. Dan hal itu juga sudah dihafal oleh para gadis, karena mereka setiap pagi juga sudah stand by di bangku-bangku pinggir lapangan untuk menyaksikan permainan ku.

Ku lihat disana sudah ada beberapa teman basket ku yang sedang berkumpul, sebagian besar nya adalah kakak kelas ku, dan aku juga terbilang cukup akrab oleh banyak senior karena orang tua ku merupakan salah satu pemegang saham disekolah ini.

"Nah ini dia yang ditunggu-tunggu dari tadi." Ucap salah satu kakak kelas ku sambil mengangkat tangan nya untuk mengajak ku toss.

"Tumben lama?" Sambung teman ku lainnya.

"Biasa lah dijalan banyak yang menyapa haha" Jawab ku sambil mengangkat kedua alis ku.

Dan semuanya tertawa mendengarkan jawaban ku barusan.

Tanpa membuang waktu kami langsung membagi menjadi dua tim untuk bisa bermain basket, dan kami bermain dengan sportif.

Tak jarang aku selalu berhasil mencetak point, dan hal itu membuat para kaum hawa tak henti-henti berteriak histeris untuk menyemangati ku.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, ku lirik jam tangan yang menempel di tangan kiri ku, lima menit lagi bel masuk akan berbunyi. Dan kami memutuskan untuk mengakhiri permainan basket ini.

Aku pun segera bergegas menuju kelas, untuk menuju kawasan kelas 11 aku harus melewati kawasan kelas 10 terlebih dahulu. Bukannya mau tebar pesona, tapi memang tidak ada jalan lain lagi.

Kaki ku terus melangkah menelusuri koridor kelas, dan keringat ku pun masih belum berhenti bercucuran diwajah ku.

"Pagi Kak Rakha"

"Aduh Kak Rakha ganteng banget yaa."

Begitu banyak yang menyapa ku, dan aku tidak bisa membalas sapaan mereka satu persatu, jadi aku hanya tersenyum sepanjang jalan sebagai balasan dari sapaan mereka.

Tiba-tiba ada adik kelas lainnya yang berhenti didepan ku, sehingga menghalangi jalan ku.

Lihat selengkapnya