"Kak, mama tidak ada dikamar." Ucap Lis setelah aku membukan pintu.
"Apa?!" Jawab ku terkejut.
Aku dan Lis mencoba mencari mama disetiap sudut rumah, dibantu dengan bude Ningsih yang merupakan pembantu dirumah kami dan pak Paryo yang merupakan sopir pribadi keluarga kami.
Rumah kami cukup luas untuk mencari seorang diri, kami semua sangat panik. Kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga, ruang tamu, dapur, ruang kerja, ruang fitnes, halaman belakarang rumah, gudang, garasi, sudah semua ruangan dirumah kami periksa, tapi kami tidak menemukan mama.
Aku mencoba untuk tetap tenang, agar aku dapat berpikir dengan jernih.
"Kalau aku jadi mama, kemana aku akan pergi?" Tanya ku pada diri sendiri.
Tiba-tiba aku dan Lis saling melempar pandangan, dan mengucapkan kalimat yang sama.
"Taman komplek?" Ucap ku dan Lis dengan kompak.
Tanpa berpikir panjang, aku dan Lis bergegas ke taman diantar oleh Pak Paryo. Hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk sampai disana.
Taman komplek adalah tempat yang selalu dikunjungi mama dan papa, setiap papa pulang ke Batam, papa dan mama selalu melakukan aktifitas rutin yaitu jogging disekitaran komplek perumahan kami, dan taman ini sebagai tempat beristirahat dan bersenda gurau mama dan papa setelah jogging.
Aku dan Lis turun dari mobil, dan berlari memasuki taman. Hari ini adalah hari weekend, jadi taman cukup ramai dipenuhi orang-orang, dan mengakibatkan kami harus mencari mama dengan teliti.
Ku lihat wanita sedang duduk dipinggir kolam ikan, rambut indah nya terbang terkena terpaan angin sore. Aku berlari menghampiri wanita tersebut.
"Mamaaaa" Ucap ku dan langsung memeluk mama.
Dan mama hanya tersenyum sekilas.
Aku mengirim message ke Lis, bahwa aku sudah menemukan mama di dekat kolam ikan, dan dia segera kesini.
"Dulu papa dan mama sangat senang menghitung jumlah ikan disini, mama akan menghitung ikan yang berwarna gelap dan papa yang berwarna terang." Ucap mama yang kembali mengingat kenangannya bersama papa.
Aku tetap mendengarkan cerita mama, saat ini yang mama butuhkan adalah dorongan untuk tetap bisa melanjutkan kehidupan.
"Mamaa, mama kok kesini sendirian? Lis dan Kak Rakha sangat khawatir." Ucap Lis dari belakang dan langsung memeluk mama.
Mama tidak menjawab, mama hanyut dipikiran nya sendiri.