Di ruang keluarga nampak Hanandoko sedang melihat-lihat album-album foto mereka saat mereka masih kecil dulu. Dira duduk di sebelah kakak laki-lakinya itu dengan Hanindya ikut melihat dari balik bahu mereka.
“Ini waktu kita liburan ke Ancol jaman dulu ya?” tunjuk Hanandoko pada sebuah foto, “liat Kak Hanin rambutnya masih poni dan giginya ompong hahaha.” Dira ikut tertawa.
Hanindya nyengir seraya menunjuk foto di sebelahnya, “Nah ini foto kamu Nan waktu ke Taman Mini Indonesia Indah trus ngompol di celana.”
Hanandoko mengerutkan kening menatap foto itu, “Iya gitu aku ngompol? Ah itu air minum yang tumpah kali.”
Dira tertawa, “Dih pake ngeles lagi.”
Hanandoko tertawa juga akhirnya.
“Kalau ini foto kamu Dir, masih tembem dan gampang dikerjain sama kita berdua hahaha,” tunjuk Hanindya seraya tertawa pada sebuah foto anak perempuan gemuk yang sedang menangis.
“Kamu itu dari dulu sampai sekarang memang cengeng, cepet nangis dan betul Kak Hanin, dulu itu kamu suka kita kerjain dan kalau disuruh-suruh mau aja, hehehe,” kekeh Hanandoko.
“Masa-masa indah ya Kak,” ucap Dira mengenang.
“Iya … masa-masa di mana kita masih lengkap dan kompak … masih ada ayah …” tambah Hanandoko penuh haru.
Dira mengusap foto ayahnya. “Pria yang selalu menjadi inspirasiku … ayah selalu ada buat kita dan ibu … kenapa ayah pergi ya Kak?” lirih Dira seraya merebahkan kepalanya di bahu kakak laki-lakinya itu.
“Kamu itu nanyanya kayak anak kecil aja sih Dir,” tegur Hanandoko.
Hanindya merangkul kedua bahu adiknya itu dari belakang, berkata, “Hey ga apa-apa Dira nanya kayak gitu Nan … itu tandanya dia rindu sama ayah … kita semua juga rindu sama ayah … lagi pula buat Kak Hanin, sebesar apa pun kalian, kalian tetaplah adik-adik kecilku.” Hanandoko dan Dira tersenyum.
“Mas, Mbak, waktunya sahur,” ucap Bi Asih mengingatkan.
“Apakah kita perlu bangunin ibu untuk sahur Kak?” tanya Hanandoko.
“Sepertinya ibu ga puasa Nan, kondisi ibu sedang ga sehat, tadi Kak lihat obat-obatannya di kamar,” jawab Hanindya.
Hanandoko pun mengangguk, maka ketiga kakak beradik itu dan Bi Asih sahur bersama di ruang makan.